- Home
- All Mangas
- Ore wo Suki Nano wa Omae Dake ka yo!
- Prolog - Aku Tidak Ingin Bertemu Denganmu
“Kali ini aku harus … aku harus ….”
Saatnya istirahat. Aku mengambil bekal yang sudah menungguku, di depan hadapanku terdapat pintu yang bertuliskan “Perpustakaan”
“Hei, kalau tidak salah anak itu kelas dua … jangan sampai berurusan sama dia ….”
“Ayo kita pergi! Kalau sampai dia melihat kita, nanti akan menjadi sial, loh!”
Kebetulan aku melawati siswi kelas satu itu, pasti yang dimaksud dari perkataannya adalah aku. Di sekolah aku mendapat gelar “Bocchi”, hanya beberapa orang saja yang mendapat gelar di sekolah. Hari ini sepertinya akan berjalan baik.
TL note: ボッチ(Bocchi) adalah penyendiri atau tidak punya teman
Tapi, aku sudah mulai terbiasa dengan ini. Ini bukan hal yang harus di pedulikan.
“Baiklah! aku akan pergi!”.
Isi ulang motivasi selesai! Jangan dengarkan apa kata siswi kelas satu itu, aku membuka pintu dengan semangat.
BAM!
Membuka pintu dengan kuat dan memasuki perpustakaan.
Tidak peduli apapun cobaan yang sedang menunggu, aku tidak boleh melarikan diri! Aku akan melakukannya sebisaku, dengan seluruh kekuatan yang ada dan menghadapinya.
“Apa? Tidak ada … aneh sekali, biasanya selalu ada di sini.”
“Selamat siang”
“―!”
Dari belakang terdengar suara. Sepertinya berasal dari luar, seluruh rambut tubuhku langsung berdiri. Tenanglah! Jika aku kebingungan di sini, gadis itu akan mengetahuinya!
“Apa kau kaget?”
“… fuuh, aku tau ini akan terjadi.”
Tenang, aku mencoba untuk tenang dan merapihkan rambutku kembali. Kakiku gemetar seperti rusa yang baru lahir, tapi biarkan saja, jangan hiraukan.
“Kalau kau melihatku terus … itu membuatku malu.”
Lalu aku menghadap belakang dengan pandangan yang sangat menjijikan.
Gadis positif itu melihatku dengan pandangan yang tenang, mukanya menjadi merah, di kedua tangannya terdapat sebuah buku ―― Akutagawa Ryunosuke “Rashōmon”― yang menutupi wajahnya.
TL note: 羅生 (Rashōmon) adalah cerpen karya Akutagawa Ryunosuke yang menceritakan seorang genin yang berteduh pada suatu senja dibawah Rashōmon yaitu pintu gerbang.
Selain itu, kelihatannya dia mempunyai harapan yang berlebihan kepadaku, menurunkan sedikit buku yang ia pegang lalu melirik ke atas.
Seorang pemalu yang menjadi komite perpustakaan, pasti dia mempunyai skill yang hebat.
“Haa∼”
Melihatnya, membuatku menghela nafas panjang.
Itu karena, jika saja gadis cantik yang melakukannya, itu akan sangat menarik perhatianku. Tapi, karena yang melakukannya bukan gadis cantik itu tidak menarik perhatianku.
Wajahnya yang polos dengan dada yang rata, ditambah rambut kepang dan kacamata. Sudah seperti gadis era “Shōwa”, sekarang adalah era “Heisei”. Hatiku mulai tenang, dan tidak bersemangat seperti tentang tingkat kelangsungan hidup anak-anak “Mola-mola laut”.
TL note: 昭和(Shōwa) adalah salah satu nama zaman di Jepang pada abad ke-20, 平成(Heisei) adalah nama zaman di Jepang yang dimulai tanggal 8 Januari 1989 hingga tanggal 30 April 2019, マンボウ atau mola-mola laut adalah Ikan yang banyak hidup di perairan negara tropis dan sudah mulai terancam punah.
“Kau di sana, aku di sini”
Aku menunjukkan dimana harusnya aku berada (Ruang baca) dan di mana gadis itu harus pergi (Ruang resepsionis). Ngomong-ngomong, alasan aku menuju ke ruang baca sederhana. Aku tidak tau kenapa, tapi di ruang baca perpustakaan, makanan dan minuman diperbolehkan.
Terdapat meja yang luas dan besar di ruang tersebut, dan pantulan cahaya matahari yang bersinar melalui jendela, itu merupakan tempat penyembuhanku.
Aku duduk disana dan menyembuhkan luka yang ada di hatiku, lalu mulai membuka bekal makan siang.
“Huh?”
Ketika aku melihat ke samping, sepertinya gadis itu mengikuti dan duduk di sebelahku.
“Ayo kita ngobrol, aku akan menyiapkan teh yang enak.”
Sepertinya gadis itu ingin ngobrol denganku.
Gadis itu mengambil kantung teh.
“Aku sangat minta maaf, aku menolaknya”
Karena aku adalah orang yang baik, aku tidak lupa untuk mempertimbangkannya dulu, tapi aku menolaknya dengan sopan. Jika ada seseorang yang melihat situasi ini. Tidak salah lagi mereka pasti akan menangis oleh kebaikanku.
“Begitu … aku mengerti.”
Sepertinya dia mengerti perkataanku dengan penuh kasih sayang, lalu gadis itu berdiri dan pergi. Ya aku mengerti apapun situasinya kebaikan itu penting.
Gadis itu biasanya tidak mudah untuk menyerah, tapi kali ini sepertinya ia sangat mudah untuk menyerah.
Sekarang, waktunya makan siang! Pertama-tama dimulai dari sosis! Mmm, enak!
***
“Fuu∼ … Selesai makan.”
Setelah selesai makan, aku menaruh kepalaku di atas meja. Lagi pula, aku merasa tidak nyaman saat kembali ke kelas. Aku ingin berada lebih lama disini. Anak yang sedang dalam masa pertumbuhan harus tidur untuk menjaga pikiran dan tubuh, jadi aku akan tidur siang.
Ah∼ sinar mataharinya terasa enak. Sangat menghangatkan. Poka Poka∼ Poka Poka∼ Poka Poka∼
TL note: ポカポカ “Poka Poka” adalah kata yang menirukan bunyi saat merasa hangat.
“Owww!”
Tepat saat aku sedang ingin tidur, tiba-tiba aku merasakan sakit di punggung. Secara reflek aku langsung berdiri. Gadis yang tadi menjatuhkan banyak buku di depan mejaku.
“Apa yang kau lakukan?!”
“Itu karena kau selalu menggangguku.”
Hmph. Membalikkan kepalanya ke arah lain sambil mengeluarkan suara.
“Aku tidak ingin berbicara denganmu.”
“Tapi aku ingin berbicara denganmu.”
“Aku tidak peduli dengan keadaanmu.”
“Tapi kau belum mendengar keadaanku.”
Aku menyadari kalau dia mulai ingin berbicara denganku, aku memperhatikan kedua gelas yang terdapat teh di hadapanku. Di salah satu gelas tersebut bertuliskan namaku dan yang satunya lagi terdapat nama gadis itu, ketika menaruh kedua gelas itu bersampingan akan terbentuk lambang hati.
Kau … Sangat menyebalkan … Pada akhirnya kau tidak mau menyerah.
“Aku mengerti. Hanya ngobrol saja.”
“Aku senang, sekarang aku akan bersiap-siap dulu.”
Aku menerimanya karena sudah tidak ada jalan lain lagi, lalu melihat gadis itu menekan roknya dengan indah ketika ingin duduk.
Mengambil gelas, lalu meminum teh membuatku menjadi lebih baik.
“Terus, apa yang ingin kau bicarakan?”
“… – !”
Saat dia meminum teh dengan sangat sempurna. Setelah itu, dia melirik dari kiri ke kanan.
“Hei … kau, jangan bilang kau tidak tahu apa yang ingin dibicarakan?”
“Aku adalah tipe orang yang bergerak dahulu.”
“Kau terlalu agresif! kau anggota komite perpustakaan ‘kan, jadi lebih banyaklah berpikir dan bertindak!”
“Aku akan menceritakan diriku.”
“Aku sama sekali tidak merasa senang!”
“Karena aku senang jadi tidak apa-apa.”
Nada bicaranya berubah, tapi dalam keadaan yang senang. Lalu aku menaruh gelas , komite perpustakaan itu mendekati gelasku dan membuat lambang hati, aku sangat tidak menyukainya.
“… jadi, tanyalah sesuatu. Lalu aku akan menjawabnya.”
Aku mengambil gelasku menjauh untuk mencegah terbentuknya hati, dan meminumnya seteguk, sangat sulit dipercaya tapi teh buatannya sangat enak.
“Hei, akhir-akhir ini bagaimana?”
“Fokuslah, pertanyaannya terlalu tidak jelas.”
Dari kantong bajunya, terdapat botol kecil berwarna “Sepia” yang mencurigakan.
TL note: Sepia adalah warna tua yang merupakan campuran coklat and abu-abu
“Hey, ‘Bakteri’ bagaimana?”
TL note: 最近 = akhir-akhir ini, 細菌 = bakteri di bacanya sama saikin, ini mungkin permainan kata
“ ’Kenaikan’, kau mau sampai kapan persiapannya?!”
TL note: 昇天/しゅうてん/Shuuten = kenaikan, permainan kata
“Itu karena kau tidak mau menjawabnya, padahal sudah kubilang untuk menjawabnya… Pembohong.”
“… ah, akhir-akhir ini seperti biasanya. Aku melihat suasana yang buruk dari pandangan orang-orang.”
“Gawat.”
“Dasar, ini semua salahmu jadi seperti ini.”
“… mungkin kau benar, tapi….”
Gadis itu mencoba menghindari kata-kataku. Tapi, masih merasa simpati. Dia bisa melakukan itu karena berbeda denganku, walaupun gadis itu depresi dan sampai mengeluarkan air mata aku tidak akan pernah memaafkannya.
“Lagian, kalau kau benar merasa simpati, cepatlah tolong aku.”
Meliriknya dengan mata yang penuh dengan harapan. Itu merupakan hal yang tidak buruk, kupikir dia akan mengerti. Buktinya matanya tadi sempat tenggelam.
“Aku mengerti.”
“Serius!”
Ooh! Lihat seperti yang kubilang!
“… ini … sedikit memalukan.”
Wajahnya mulai memerah, sambil berdiri. Mulai menatapku, lalu mengangkat kakinya dan melepas sepatunya. Seperti yang kuduga panjang roknya 20cm di bawah lutut, dalaman dan pahanya sama sekali tidak terlihat.
Terus, apa yang dia lakukan?
“Sekarang, jilatlah. Hari ini kau mendapatkan makanan favoritmu.”
“Menjilatnya? Aku, menjilati sepatumu, itu bukan makanan favoritku.”
“Ti-Tidak mungkin! … sulit dipercaya ….”
Dengan wajah yang berpura-pura kaget, kesabaranku sudah habis.
“Pasti kau sengaja melakukannya! Dasar dada rata kacamata berkepang busuk!”
“Ara? Padahal aku hanya menirumu dan mengatakan hal yang kejam saja.”
“Yang kau lakukan lebih kejam dari apa yang aku lakukan!”
… kupikir aku sudah mengatakan yang kuinginkan, aku sangat membenci gadis ini. Penampilannya yang polos dengan bau seperti era Shōwa. Dengan muka tanpa ekspresi tidak tau apa dia pikirkan. Ketika dia membuka mulutnya, yang keluar hanyalah pelecehan untukku.
Dia gadis yang sangat buruk. Kalau bisa, aku tak ingin terlibat dengan dia. Aku tak ingin datang ke perpustakaan.
Tapi karena keadaan yang tidak diinginkan aku harus tetap datang ke perpustakaan. Jika berbicara apa alasannya, pasti semua orang akan terkejut dan mengerti. Gadis ini, sangat jahat dan buruk kepadaku.
- Home
- All Mangas
- Ore wo Suki Nano wa Omae Dake ka yo!
- Prolog - Aku Tidak Ingin Bertemu Denganmu