“U-Uhm, hehehe, te-terima kasih.”

“… gak apa-apa kok. Ngomong-ngomong aku mau tanya.”

“Tanya apa?”

Itulah jawabannya, selagi aku berjalan di sampingnya.

“Alasanmu sampai sejauh ini karena kau ingin tahu bagaimana aku bisa membuat novel yang sangat menarik dan seru ‘kan?”

“Kenapa dibahas lagi sih? Bukannya aku sudah bilang dari awal?”

“Tapi … apa meneliti penulisnya akan membuahkan hasil? Bukankah kau hanya perlu menganalisa novelnya saja … begitu menurutku.”

“Kau terlalu naif.”

Jawabnya.

“Meskipun aku mengalisa novelnya, pandangan subjektifku akan selalu bercampur aduk. Kalau aku bertanya pada diri sendiri ‘Mengapa ini sangat menarik?’, pasti akan selalu berubah menjadi ‘Mengapa ini sangat menarik bagiku?’, aku tidak bilang kalau itu salah atau yang lainnya, tapi hasilnya akan selalu berbeda.”

“Be-Benar … ada saat dimana beberapa bagian yang kupikir menarik tapi orang lain memiliki imajinasi yang berbeda dariku tentang rincian kejadiannya.”

“Tepat sekali. Mau bagaimana lagi. Itulah mengapa kupikir kalau informasi langsung dari pengarang adalah yang paling akurat, mengerti?”

O-Oh, jadi begitu cara berpikirnya Enryuu Homura-sensei? Itulah alasan yang bisa kudapat.

“Kau sangat luar biasa ya. Seperti yang kuharapkan dari seorang profesional sepertimu.”

“Bukankah kau juga sama! Dan lagi belum tentu opiniku ini adalah satu-satunya yang paling benar.”

“Tidak, aku pikir kau benar. Ini menjadi pelajaran yang bagus. Terima kasih.”

“Pe-Pelajaran? Ya, sebenarnya aku tidak bermaksud begitu. Tapi sebagai gantinya kau bisa memberitahuku bagaimana caramu memandang novelmu.”

“Tidak perlu. Itu mustahil.”

Aku tidak bisa menjawabnya karena aku bukan penulis aslinya. Lagipula aku tidak ada niatan memberi tahunya.

“Hmp, ya sudah. Ujung-ujungnya kau tetap tidak memberitahuku semuanya!”

Terbakar api semangat yang belum pernah terjadi sebelumnya, tiba-tiba dia berhenti. Saat aku kebingungan, aku menyadari kami mungkin sudah sampai … di sini?

“Bukankah itu mansion yang baru saja di renovasi di sini …? Gede juga ….”

Aku melihat ke atas bangunan yang berada di depanku. Bangunan sebelumnya memang cukup besar, tapi sepertinya sudah berubah drastis.

“Terima kasih sudah mengantarku pulang. Aku pasti akan menulis ini juga di buku catatanku.”

“Huh? Oh, iya. Aku sih tidak peduli seberapa banayak kau mendramatisir itu.”

“Nagami Yuu adalah … serigala pengantar dan berencana masuk ke rumahku … seperti yang kita ketahui sebelumnya ….”

TL correction:
Serigala pengantar, dalam konteks ini bisa dibilang si Yuu memancing ceweknya masuk ke rumahnya sedangkan dia ke rumah cewek tersebut. Emm … kurang lebih gitu.

“Kenapa kau mendramatisirnya ke situ?!”

“A-Aku tidak bercanda. Aku benar-benar berterima kasih untuk hari ini. Sampai jumpa besok ya.”

Aku melihat dia pergi sambil berlari menuju mansionnya. Ini akan menyakitkan kedepannya, itulah pikirku. Aku tidak berpikir akan ada penguntit yang muncul tiba-tiba. Dan dengan pasion yang sama denganku. Menjadi penulis profesional benar-benar sulit.

“Yah, kau harus bekerja dengan apa yang kau punya.”

Aku menghela nafas sambil mencengkram tanganku.

Kalau kau ingin mengetahui kenapa novelnya sangat menarik, kau harus memahami pola pikir penulisnya … kah? Untungnya, aku berada di posisi dimana itu bisa dilakukan. Aku sedikit berlari untuk pulang secepatnya … aku lupa bagian terpenting dalam rencanaku.

“Onii-chan? Aku harap kamu bisa menjelaskannya sekarang ….”

Yang menyambutku di rumah adalah Suzuka yang sedang duduk di belakang pintu masuk.