- Home
- All Mangas
- Ore ga Suki Nano wa Imouto Dakedo Imouto Janai
- Chapter 01 - Alasanku dan Adikku Menjadi Penulis Novelis (Part 1)
“Aku pulang … oh.”
Saat aku membuka pintu masuk, aku menyadari ada sepatu yang berjajar rapi. Sepertinya adikku sudah pulang. Cukup awal meskipun dia seharusnya memiliki kegiatan OSIS, itu yang kupikir, tapi setelah aku sadari ternyata akulah yang telat. Yah, karena dalam perjalanan pulang aku pergi ke Akibahara untuk membeli buku baru. Sementara memegang tas yang penuh dengan buku, aku berhati-hati berjalan menuju tangga, tetapi ….
“Selamat datang Onii-chan. Tumben pulangnya telat.”
Suzuka yang mengenakan celemek keluar dari ruang tamu. Aku terkejut seperti anak kecil yang tertangkap basah berbohong.
“Kurasa, aku pernah bilang padamu sebelumnya untuk meneleponku kalau kau pulang terlambat ….”
“Ta-Tapi, ini baru jam 6 sore ‘kan?
“Ini sudah saatnya makan malam. Begitulah aturannya.”
Suzuka mengatakannya selagi melihat tasku.
“Apa kau benar-benar pergi ke Akihabara lagi hanya untuk novel baru?”
“Mendapatkannya secepat mungkin adalah poin terpentingnya, kau tahu? Dan lagi, ada banyak aspek positif dengan membelinya di toko buku. Sebagai salah satu pencinta novel ringan, aku ‘tak bisa mengabaikannya …!”
“Aku tidak mengerti maksudmu.”
Mengeluarkan kata-kata itu dengan ekspresi datarnya, Suzuka mulai merapikan sepatu yang baru saja kulepas di pintu masuk. Kata-kata dan sikap yang dingin itulah karakteristik utama dari adikku.
Nagami Suzuka – Ketua OSIS sekolah elit khusus perempuan Hakuou, siswi kelas tiga. Selalu peringkat teratas, sangat atletis, populer dan berkarisma. Seorang manusia super sesungguhnya. Karena dia juga mengerjakan banyak pekerjaan rumah, sulit untuk menemukan hal yang tidak bisa dia lakukan. Itu mungkin terdengar aneh dariku, kakaknya sendiri, tapi dia mungkin bisa membuat sepuluh dari sepuluh orang di jalan terpikat olehnya. Itulah bagaimana kecantikannya. Mungkin ini terdengar mengada-ngada, tapi seperti itulah kenyataannya. Meskipun begitu, mengatakannya dengan jelas tidak akan membantu jadi aku putuskan untuk tidak mengatakannya.
“Dan lagi, kamu bersembunyi dariku saat mencoba menyelinap menuju kamarmu, ‘kan?”
“Jangan mengatakan hal yang dapat merusak reputasiku. Mungkin tidak terlihat seperti itu, tapi aku melakukan ini untukmu, kau tahu? Kau membenci novel ringan ini dan barang-barang otaku, ‘kan?”
TL note : otaku = pecinta anime/manga/light novel dan sejenisnya
“Bukannya aku membencinya atau apapun. Hanya saja aku tidak terlalu mengerti itu.”
“Tentu saja kau tidak akan mengerti betapa luar biasanya novel ringan kalau kau saja tidak pernah membacanya! Baiklah! Kalau begitu, aku akan mengajarimu keagungan novel ringan!”
“Tidak perlu.”
Suzuka menolak dengan wajah datar.
Tentu saja hasilnya sudah jelas, kupikir
“Ngomong-ngomong Onii-chan, aku lihat pakaianmu tidak rapi.”
Kata Suzuka ketika ia menjangkau seragamku, dan mulai merapikannya.
“Meskipun aku baru mencucinya kemarin sudah sekotor ini lagi, dasimu juga. Belum lagi sepatu dan kancingmu. Apa maksudnya ini?”
“A-Ada seekor kucing yang tersangkut di pohon taman saat aku lewat, kau tahu? Dan disamping pohon itu ada seorang gadis kecil yang menangis sepertinya pemilik dari kucing itu, jadi kupikir aku akan membantunya.”
“… baguslah kalau begitu.”
“Benar ‘kan? Seperti itulah yang dilakukan seorang protagonis novel ringan pada adegan seperti itu, kau tahu?”
“Aku tidak mengerti.”
Beberapa saat kemudian ekspresi Suzuka berubah dari kagum menjadi dingin.
“Lagipula, sebagai seorang penulis novel ringan bercita-cita tinggi, penting untuk mempelajari dan mengerti perasaan protagonis demi membuat keputusan yang tepat.”
“Tolong jangan bicara sendiri saat menggunakan bahasa yang tidak aku pahami.”
“Dan juga, kau tahu? Cerita dimana setelah ia berubah menjadi gadis cantik, dia akan datang membalasku karena telah menyelamatkan kucingnya.”
“Onii-chan, ayo ke rumah sakit.”
“Bu-Bukan seperti itu. Ini hanyalah ‘misalnya’ saja. Aku benar-benar tidak berpikir seperti itu. ‘Memiliki fantasi seperti itu adalah sifat penting bagi seorang penulis’ itulah yang ingin kubilang.”
“Aku sama sekali tidak mengerti.”
Suzuka mengeluh.
“Kendalikan dirimu, Onii-chan”
Katanya, seperti biasa.
Meskipun dia mengeluhkannya hampir setiap hari, dia mengatakannya dengan jujur hingga membuatku hampir pingsan. Aku sudah tahu sebelumnya, tapi adikku benar-benar orang yang serius. “Tentu saja” Kupikir.
Tumbuh terbiasa dengan itu, aku berhenti mempermasalahkan tiap hal kecil.
Dan karena itu, aku selalu menjadi sasarannya. Tidak pernah ada obrolan layaknya sudara diantara kami.
Jika ada sesuatu, itu akan seperti adik kecil egois yang menghadapi kakaknya, dan dia berkata, “Kurasa, mau bagaimana lagi”. Setidaknya, itulah yang aku pikirkan. Tapi selain itu, tidak pernah ada obrolan ceria diantara kami.
“Bagaimanapun juga, tolong masukan bajumu di keranjang dan bersihkan sepatumu. Aku yang akan memperbaiki kancing bajumu.”
Minta Suzuka, saat dia kembali ke ruang tamu.
“Karena kamu sudah di rumah sekarang, cuci tanganmu.”
Dengan kalimat itu, pintu tertutup.
Aku mengeluh ketika menuju kamar mandi. Singkatnya, itulah obrolan sehari-hari kami.
… tapi tetap saja, ada banyak tipe adik perempuan dalam novel ringan. Bukannya melupakan tipe kakak juga, tapi aku kagum bagaimana mereka semua memberikan yang terbaik untuk adik perempuan mereka. Aku sedang mencobanya, kau tahu? Tidak apa-apa. Benar, tidak apa-apa … tapi terkadang aku iri kepada mereka.
Namaku adalah Nagami Yuu. Aku biasa mengklaim diriku sebagai siswa SMA kelas satu yang normal dengan nilai di dan tidak memiliki kemampuan khusus untuk disebutkan. Penampilanku … bisa kubilang normal seperti siswa SMA pada umumnya. Satu-satunya hal yang membedakanku dari orang-orang adalah kecintaanku pada novel ringan. Dalam hal ini, aku tidak hanya membacanya tetapi aku juga menulisnya.
Aku mengikuti kontes menulis novel ringan setiap tahun sejak SMP kelas satu. Masalahnya, aku selalu gagal di babak penyisihan. Yah, kurasa tidak apa-apa. Tidak peduli sebanyak apapun aku gagal, itu masih menjadi impianku untuk menang dan memulai debut menjadi seorang penulis novel ringan. Itulah jawabanku saat aku berdiskusi dengan orang tuaku. Saat ini, bukan lagi hal aneh menjadi otaku, kau tahu?
Keluargaku terdiri dari empat orang. Adikku, orangtuaku, dan aku. Karena kedua orang tuaku bekerja, kami dapat tinggal di rumah yang layak dan pemasukan yang layak. Mereka sangatlah sibuk jadi sering kali mereka tidak pulang sama sekali. Itulah kenapa dari waktu ke waktu aku dan adikku hidup sendiri untuk beberapa waktu … tapi aku tidak merasa kesepian sama sekali.
Lupakan itu semua, aku punya masalah lain saat ini. Lebih tepatnya, keadaan saat ini.
“….”
“….”
Suzuka dan aku duduk berhadapan di ruang tamu sambil makan malam. Kami menggerakkan sumpit tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Masakan Suzuka sangatlah enak, tapi di situasi canggung ini rasanya makanan ini terasa hambar. Itulah sebabnya aku berusaha berbicara dengannya sebentar, tapi…
“Hei Suzuka, boleh aku nyalahkan TV-nya?”
“Siaran apa yang ingin kamu lihat?”
“Aku tidak benar-benar ingin nonton sesuatu, tapi ….”
“Kalau begitu tidak boleh. Aku benci sesuatu yang berisik.”
Menurutku, beginilah akhirnya. Tapi, hari ini aku memutuskan untuk memberikannya yang terbaik dan mencobanya lagi.
“Kau tahu … apa kau tidak merasa kesepian makan malam hanya kita berdua?”
“Mau bagaimana lagi, ayah dan ibu harus pergi bekerja.”
“Tapi tetap saja, tidak ada yang dibicarakan rasanya sedikit aneh ….”
“Itu ada benarnya juga. Kalau begitu silahkan.”
Jadi maksudnya … aku harus menentukan topiknya? Bukannya agak aneh memulai percakapan antar keluarga dengan kata “Silahkan”?
Yah, kalau begitu kita gunakan kesempatan ini untuk memulai percapakan yang baik.
“Uhhhm, jadi bagaimana kehidupan sekolahmu?”
“Biasa saja.”
“Hei jangan mengakhirinya begitu saja! Apa kau tahu prinsip percakapan ‘lempar-tangkap’?!”
“Meskipun kamu bilang begitu, itu menggangguku jika tetap memberikan pertanyaan yang tidak jelas.”
“Ba-Baiklah. Kalau begitu, bagaimana tugasmu sebagai ketua OSIS?”
“Kami mengisi dokumen hari ini.”
“Sudah kubilang, bisakah kau mencoba menjabarkannya sedikit?”
“Untukku, tidak ada apapun yang menarik untuk dibicarakan jadi mau bagaimana lagi. Bagaimana denganmu, Onii-chan? Apa kamu tidak ada apapun yang menarik untuk dibicarakan?”
“Aku? Kurasa … oh benar juga. Beberapa waktu lalu, aku menemukan novel yang menarik. Aku telah banyak membaca novel ringan, tapi ada terlalu banyak yang menarik hati di sana dan ….”
“Maaf meskipun kamu membicarakan novel ringan, aku tidak terlalu mengerti itu.”
“Ya, benar juga ….”
Percakapan berakhir begitu saja. Kalau dipikir-pikir, kami sama sekali tidak membicarakan sesuatu yang menarik.
Makan malam pun berakhir. Adikku menuju dapur untuk mencuci piring kotor dan aku kembali ke kamar setelah mempersiapkan air mandi.
Seperti itulah hubungan kami sejak awal. Kau pasti berpikir seperti ada “Dinding” diantara kita.
“Bagaimana ini bisa terjadi …?”
Aku duduk di bak mandi sambil melihat langit-langit. Sejak kapan … huh, tentu saja sejak saat itu.
Ingatan tentang masa lalu, gambaran dari wajah yang menangis masuk kedalam pikiranku.
“Yah tentu saja memikirkan itu sekarang tidak akan merubah apapun.”
Aku keluar dari bak mandi sambil menggumamkan kesimpulanku.
Saat kembali ke kamarku, aku memutuskan mengetuk pintu kamar Suzuka yang ada disamping kamarku, untuk memberitahunya kalau kamar mandinya sudah kosong. Setelah mendengar suara kecil “Baik” di balik pintu, aku kembali ke kamarku.
Lupakan sejenak tentang adikku, aku mulai menjajarkan rilisan novel ringan terbaru yang aku beli hari ini.
“Delapan, Sembilan, Sepuluh … kalau begitu, mana yang harus kubaca?”
Aku kebingungan, mana yang harus kupilih. Dalam keseharianku, inilah waktu yang paling menyenangkan. Setelah berpikir cukup lama, aku akhirnya mengambil volume ketiga “Sky Magic Guardian” atau disingkat “Sukamaga”. Karya ini ditulis oleh Enryuu Houmura-sensei, seorang penulis yang aku kagumi. Plot utamanya tentang pertempuran antar fraksi dan pertempuran sihir di udara.
“Terakhir kali, aku terhenti di bagian yang cukup menarik. Coba kulihat ….”
Setelah memasukkan sisa novel kedalam tas lagi, aku berbaring di tempat tidur dan memasuki dunia Sukamaga.
“Wahai cahaya tak berujung yang berada di surga … patuhi perintahku dan bersihkan ketidaksucian ini! Divine Ray!!!”
Merapalkan kalimat itu, aku sampai pada batas rasa maluku. Tentu saja, tidak mungkin ada cahaya suci yang keluar dari tanganku. Dan juga tidak akan ada heroine yang menungguku setelah aku mengalahkan musuh. Tapi tetap saja, menjadi bersemangat adalah hal yang normal setelah membaca novel yang bagus, ‘kan? Akhir-akhir ini aku merasa semakin meresapi fantasi ini, namun aku ingin percaya bahwa semua orang melakukan itu di saat mereka sedang sendiri. Pada kenyataannya, ini semua membantuku dalam menulis cerita novel ringan dan protagonis yang realistis, jadi kurasa tidak apa-apa.
TL note : heroine = karakter perempuan yang mendampingi tokoh utama
“Lagi pula rapalan ini benar-benar keren … aku akan menambahkannya juga di novelku selanjutnya.”
Kembali ke meja, aku menekan tombol power di laptopku. Dan memutuskan untuk mulai menulis sebelum semangat yang kudapatkan dari Enryuu-sensei menghilang. Saat membuka software, aku melihat sesuatu.
“Pemenang hadiah utama ya, benar juga, itu hari ini ya.”
Hadiah utama yang kubicarakan adalah salah satu hal yang selalu kuimpikan. Gerbang menuju kesuksesan bagi para penulis novel ringan. Memenangkannya berarti debut instan. Sayangnya, di sini aku juga gugur di babak penyisihan.
“Haha! Tidak masalah sedikitpun. Apapun yang terjadi, aku akan tetap mengirimkan karyaku sampai aku menang!”
Setelah menyemangati diriku sendiri dengan kata-kata itu, aku membuka browser–ku untuk melihat pemenangnya. Memberitahu diri sendiri juga merupakan bagian terpenting dalam hal ini.
“Tapi … kepada siapa aku memberitahu ini? Ugh, lupakanlah! Hasilnya!”
Aku melihat novel yang menang kali ini.
“Cerita Tentang Adik Perempuan yang Sangat Mencintai Kakaknya Terlalu Sulit untuk Diatasi.”
“I-Itu judul yang cukup jelas.”
Menghadapi judul yang begitu kuat, aku merintih. Akhir-akhir ini, judul-judul novel ringan tampaknya semakin berkembang, tapi ini hanya pada tingkatan yang lain.
“Dilihat dari namanya, sepertinya ini akan menjadi romcom. Nama penulisnya adalah … uhm … Towano Chikai? Nama yang aneh.”
Yah, kurasa nama pena tidak terlalu penting. Yang terpenting adalah novel itu sendiri. Jujur saja, judulnya membuatku benar-benar ingin membacanya. Terutama karena ini tentang karakter adik perempuan. Aku memiliki banyak novel ringan dikamarku, tapi rasio peminat novel dengan heroine adik perempuan cukup tinggi. Ah! Kau salah paham. Bukan berarti aku membacanya karena hal itu. Hanya saja mereka menarik secara umum! Bukan karena aku memiliki adik perempuan di kehidupan nyata!
“Lagi … kepada siapa aku memberikan alasan ini ..? Tapi, memenangkan genre romcom seperti ini, industri novel ringan benar-benar sudah berubah.”
Setelah menenangkan diri, aku melihat komentar-komentarnya. Dimana pun kulihat, hanya ada komentar yang sangat bagus dari para panita seleksi.
“Bagian ini membiarkan adik perempuan memainkan peran di balik layar dengan sendirinya!” atau “Keimutan tak tertandingi yang datang seperti badai adalah bagian terbaik!” atau “Saat ini rilis, akan menyebabkan guncangan besar di industri romcom!”
Karena komentar-komentar itu, harapanku tumbuh semakin besar. Sambil membuat memo di HP-ku untuk mengingatkanku membelinya nanti.
“Kalau begitu, kurasa sudah saatnya untuk melanjutkan novelku.”
Aku mengatakannya dan akan memulai mengetik di keyboard-ku.
Kemudian terjadilah.
TOK TOK.
“Huh? Ya, tunggu sebentar.”
Menjawab suara dari pintu, aku menolehkan kepala. Karena tidak ada yang membuka pintu, aku pun berinisiatif membuka pintunya sendiri.
“Siapa di sana … huh?”
Aku terdiam. Kenapa? Karena kupikir itu bukan Suzuka dan dia, sedang berdiri di sana. Adikku datang ke kamarku, adalah hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
“Suzuka …? A-Ada apa?”
“Ada yang ingin kubicarakan ….”
Aku terkejut karena ini terjadi dengan tiba-tiba. Tapi, Suzuka mengatakannya dengan ekspresi bad mood di wajahnya.
“Hal yang ingin dibicarakan … denganku?”
“Memangnya ada orang lain yang bisa kuajak bicara selain Onii-chan di kamarmu?”
“Yah tentu saja, karena lemariku tiba-tiba terhubung dengan dunia lain dan seorang bishoujo keluar dari sana. Kemungkinannya sangat kecil, tapi pasti ada.”
TL note: Bishoujo = gadis cantik.
“Seperti biasa, aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan … tapi untuk saat ini tidak masalah. Bisa kita bicara?”
“Kau benar-benar ada hal yang ingin dibicarakan denganku?”
“Tolong jangan buat aku mengulanginya lagi dan lagi.”
Tidak semudah itu, kau tahu? Tapi, apa masalahnya, sampai Suzuka “Itu” dengan sendirinya mendatangiku …? Aku tidak bisa memikirkan apapun selain omelan lainnya.
… ini mungkin buruk. Mungkin lebih baik meminta maaf sekarang.
“Maaf Suzuka. Biarkan aku meminta maaf karena terlalu keras barusan … sepertinya aku membuatmu terganggu.”
“Eh, apa maksudmu?”
“Setelah membaca novel ringan, aku terbawa suasana dan menirunya. Sebagai orang yang menyukai novel ringan, aku tidak dapat menahannya … lagian, itu penting saat mengatakan hal keren seperti itu. Tapi tidak kuduga kalau sampai kedengaran ke kamarmu. Aku minta maaf. Lain kali aku akan berhati-hati.”
“Onii-chan melakukan itu saat sedang sendirian dikamarmu …?”
“Hm? Dilihat dari reaksimu … bukan karena itu?”
“Mari bicarakan itu nanti, oke?”
Sepertinya aku menggali kuburanku sendiri kali ini.
“Kalau begitu apa yang ingin kau bicarakan denganku?”
“Yah, ini akan menjadi obrolan yang panjang, jadi boleh aku masuk ke kamarmu?”
“Haaaa?!”
Aku menjerit tanpa berpikir. Aku tidak bisa menahannya setelah mendengar kalimat itu.
“Ka-Kau ingin masuk ke kamarku?! Kenapa?!”
“Karena tidak menyenangkan bagiku berbicara di lorong terus. Kenapa kamu sangat terkejut?”
“Bu-Bukannya aku terkejut atau bagaimana. Hanya saja yang seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya ….”
“Kenapa kamu bertingkah sangat aneh? Apa ada sesuatu di kamarmu yang tidak boleh aku lihat?”
Aku membuat kesalahan dan menjawabnya dengan,
“Tidak ada yang seperti itu.”
Membuatnya tampak seperti kebalikannya.
Sambil menjawab,
“Kalau begitu aku masuk.”
Suzuka melewatiku dan masuk ke kamarku.
“Mhm, hari ini sangat bersih.”
Suzuka berbelok dan langsung duduk diatas tempat tidurku.
“Kenapa kau duduk di situ?”
“Huh? Karena hanya ada satu kursi di kamar Onii-chan, bukan?”
“Yah kau tidak salah … hanya saja rasanya aneh karena kau langsung duduk di situ tanpa bertanya … dan lagi apa maksudnya dengan ‘Hari ini sangat bersih’? ”
“Apa yang kamu katakan? Apa kamu mendengarkannya dengan baik?”
“Ya-Yah, kurasa ini baik-baik saja … jadi, apa yang ingin kau bicarakan?”
“Aku ingin meminta saran Onii-chan.”
“Huh?”
Apa yang barusan dia katakan? Aku yakin dia tadi berbicara dengan bahasa inggris, tapi aku benar-benar tidak mengerti.
TL correction: アドバイス/adobaisu/Advice(saran). Mungkin yang suzuka bilang adalah “アドバイス/adobaisu” tapi yang mungkin kakaknya tahu adalah 助言/じょげん/Jogen/Saran.
“Kenapa kamu bingung begitu?”
“Yah, aku tidak mengerti apa maksudmu.”
“Aku tidak mengatakan sesuatu yang sulit dimengerti.”
“Uhm, apa yang kau maksud dengan ‘Saran’?”
“Maafkan aku, aku pikir kamu mengerti kosakata sekolah dasar.”
“Jangan menganggapku bodoh! Untuk seseorang yang menulis novel ringan, kosakata setingkat itu adalah sesuatu yang harus dimiliki!”
Hanya saja faktanya, aku tidak bisa memikirkan keadaan dimana Suzuka akan meminta saranku.
“Kalau begitu aku akan mengatakannya lagi. Aku butuh bantuanmu Onii-chan.”
“Benarkah itu? Tidak ada kamera disini atau jebakan yang akan menjebakku, bukan?”
“Kamu jahat sekali mengatakan hal itu padaku.”
“Mau bagaimana lagi? Kau … meminta saran … dariku, kau tahu?”
“Aku mengerti maksudmu. Biasanya, aku tidak akan meminta saran dari Onii-chan.”
Yah tentu saja.
“Hanya saja, aku tidak tidak punya tempat lain selain meminta saran padamu ….”
“Ada apa?”
Melihat keadaannya yang serius, aku menanyakannya tanpa ragu.
“Sebelum itu, kamu tahu ‘kan dengan hadiah utama novelis bukan?”
“Huh? Tunggu dulu, apa hubungannya itu dengan saran yang kau minta?”
“Ini adalah bagian dari itu. Jadi?”
“Tentu saja. Lagipula kau mendengar itu dariku.”
Itu adalah cerita saat aku masih SMP.
Makan malam empat dengan orang tua kami yang sangat langka. Percakapan normal yang tiba-tiba berubah menjadi obrolan tentang masa depan. Aku mulai berbicara tentang mimpiku menjadi seorang penulis dan memenangkan hadiah utama novelis. Karena Suzuka juga ada di sana, dia pasti tahu itu. Ngomong-ngomong, aku tidak tahu bagaimana, pada kenyataannya Suzuka juga tahu, aku ingin menulis novel ringan. Sebuah misteri.
“Dan jika benar, apa hubungannya dengan percakapan kita saat ini?”
“… hadiah.”,
Gumam Suzuka dengan bibirnya yang hampir tertutup.
“Huh? Maaf aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas.”
“… hadiah utama.”
“Bisa kau bicara lebih keras, aku tidak bisa mendengar suaramu, kau tahu?”
Dia berbicara dengan suara yang kecil sehingga aku tidak bisa mengerti kata-katanya. Setelah aku mengatakannya, Suzuka mulai gemetar, wajahnya pun memerah. Akhirnya, dia mendekatiku dan meneriakkan kata-kata ini :
“AKU BILANG AKU MEMENANGKAN HADIAH UTAMA ITU.”
… Hah?
Butuh waktu beberapa menit untuk mencerna kata-katanya. Saat aku kembali sadar, aku melompat dari kursi dan berteriak.
“APAA?!”
“Bisakah kamu tidak bereaksi seperti itu?”
Suzuka cemberut sebagai cibiran.
“Apa maksudmu memenangkannya?! Apa ini suatu candaan atau sesuatu?!”
“Apa aku kelihatan seperti bercanda? Aku mengatakan yang sejujurnya.”
Dia benar-benar tidak terlihat seperti sedang bercanda. Tapi tetap saja, lawan bicaranya adalah Suzuka. Adikku yang sempurna dan sungguh-sungguh. Dia bukanlah tipe orang yang membuat candaan seperti itu.
“Kau serius ‘kan?
“Tentu saja.”
Suzuka menegaskannya, tapi di dalam kepalaku semuanya berputar dan aku tidak bisa berpikir jernih.
“Ka-Kau…. uhm, kau menulis novel?”
Itulah sebabnya pertanyaan pertamaku sedikit keluar dari topik.
“Itu tidak dapat disebut novel … hanya saja aku terkadang menulis apa yang kupikirkan dalam buku catatanku.”
“Jadi kau benar-benar menulisnya … itu sedikit mengejutkan … Lalu? Kenapa kau mengirimkan novelmu ke kontes?”
“Saat itu kamu meninggalkan novel ringan di ruang tamu, aku kebetulan melihat halaman terakhir dan melihat iklan naskah…”
“Dan dengan melakukan itu, kau memenangkan hadiah utamanya …?”
“Aku juga lupa sampai aku mendapatkan pesan hari ini.”
“Kau bilang pesan? Dari siapa?”
“Seseorang dari departemen editorial. Pada awalnya kupikir itu adalah sebuah candaan atau sesuatu, tapi setelah memeriksa isinya dan mempertimbangkannya, aku memutuskan untuk mempercayainya.”
“Memutuskan untuk percaya, huh.”
“Iya. Baru-baru ini aku mendapat banyak panggilan dari nomor telpon tidak dikenal. Sepertinya itu dari pihak departemen editorial. Aku menolaknya sampai saat ini.”
Mendengarkan Suzuka yang tenang untuk sesaat, aku merasa keringat mulai turun dari dahiku. Aku merasa aku tak bisa berpikir jernih lagi.
“Tapi, tunggu dulu …?”
Untuk sesaat, aku mengingat kebenaran yang sangat penting. Ya, beberapa saat lalu, aku memeriksa hasil kontes.
“Phew, hampir saja. Aku hampir saja tertipu.”
“Eh, Onii-chan? Apa yang kamu katakan?”
“Bagaimanapun juga, itu benar-benar candaan. Mencoba untuk menipuku seperti itu. Kau cukup kejam, kau tahu?”
“Apa yang kamu katakan? … oh iya, kalau aku tidak salah ingat kamu gagal di babak penyisihan.”
Tiba-tiba Suzuka melihatku dengan tatap simpatik. Itu takkan berhasil!”
“Dengarkan baik-baik, sebelum kau datang ke sini aku memeriksa pemenang kontes, kau tahu?”
“Kamu sudah melihatnya?!”
“Yah, tentu saja. Judul novel yang menang adalah ‘Cerita tentang adik perempuan yang sangat mencintai kakaknya terlalu sulit untuk diatasi.’, kau tahu?”
Ya, aku mengatakannya secara langsung ke wajahnya, tidak mungkin Suzuka bisa menulis novel romcom tentang adik perempuan.
“Ugh … Itu ….”
“Itu kenapa?”
Pada saat itu, dia menatapku dengan wajah yang sedikit memerah. Tiba-tiba, dia bangkit dari tempat tidur dan kembali ke kamarnya, beberapa saat kemudian dia kembali. Dia memberikanku setumpuk kertas berukuran A4.
“I-Ini.”
“Sudah kubilang ….”
Aku sekali lagi mengatakan keraguanku saat melihat kertas di tanganku.
“Apa?!”
Pada halaman pertama, memang terdapat judul “Cerita Tentang Adik Perempuan yang Sangat Mencintai Kakaknya Terlalu Sulit untuk Diatasi.” dan juga nama penanya sama persis.
“Ini adalah naskah yang aku tulis … apa kamu akan mempercayaiku dengan itu?”
“Eh? Tapi …? Serius?!”
“Aku sudah serius dari awal!”
Apa ini benar-benar naskahnya? Itu artinya … Suzuka benar-benar memenangkan hadiah utamanya ‘kan?”
“Apa aku boleh membacanya?”
Aku bertanya dengan antusias.
“Huh? Membacanya? Sekarang? Disini?”
“Tentu saja! Lagipula ini adalah novel ringan!”
“Aku masih tidak mengerti! Apa-apaan alasan itu?”
“Aku tidak bisa memastikan kalau ini adalah novel yang memenangkan hadiah utama kalau aku belum membacanya ‘kan?”
Ketika aku mengatakannya, Suzuka bergumam pelan “Tapi ….” dengan wajah yang memerah. Itu adalah reaksi terbaru darinya.
“A-Aku mengerti. Jika itu diperlukan untuk membuatmu percaya padaku ….”
Setelah terdiam beberapa saat, dia melanjutkan.
“Novel ini adalah karya fiksi murni, kamu paham?! Buku ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan hubungan kita, kamu paham? Tidak mungkin hal seperti itu terjadi dalam kehidupan nyata, jadi tolong jangan salah paham!”
“Ba-Baiklah. Jika kau bilang begitu, maka tidak apa-apa. Aku tidak akan mencampur kenyataan dengan fiksi. Kalau begitu, aku akan membacanya, ya?”
Setelah mendapat persetujuan Suzuka, aku membalik halamannya dan mulai membaca.
… maksudku, kau memenangkan hadiah utama dengan judul yang seperti itu dan bahkan dengan kisah romcom adik perempuan, kau tahu? Sebuah naskah luar biasa saat ini ada di hadapanku. Aku tidak sabar ingin membacanya.
Dengan konsentrasi yang belum pernah kulakukan, aku terus membacanya.
Ceritanya dimulai dengan dunia nyata sebagai latarnya. Saudara itu lahir dari keluarga biasa yang bisa kau temukan dimana saja.
Sang protagonis Ryou dituliskan layaknya seorang ikemen dan adiknya Yuuka adalah gadis pemalu dan plin-plan. Meskipun mereka sangat berbeda, mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan hubungan yang canggung. Sampai suatu hari, sang adik tiba-tiba menyatakan cinta kepada kakaknya. Kakak yang kebingungan dan adiknya yang semakin terang-terangan. Ketika hubungan mereka semakin dekat, kehidupan sehari-hari mereka mulai berubah ….
TL note: ikemen = cowok ganteng dan ramah
Jujur saja, berdasarkan ceritanya, itu adalah kisah romcom lagi dan lagi.
Tapi … ada apa ini? Mengapa ini sangat menyenangkan untuk dibaca?! Mengapa adik perempuannya sangat imut?! Kau tidak akan bisa menahan senyum pada sisi imutnya ketika perasaannya meluap-luap!
“… -chan?”
Dan karakter kakaknya bukankah sangat keren?! Bagaimana kau bisa bersikap begitu tulus kepada adikmu! Dan fakta bahwa dia tidak menyadari perasaanya (sang adik) membuatnya menjadi protagonis romcom yang sempurna!
“… Onii-chan?”
Sialan. Ada apa ini? Aku tak pernah membaca novel seperti ini, kau tahu? Aku telah membaca banyak novel ringan yang benar-benar menyerapku. Tapi, ini berada pada tingkat yang berbeda. Ini adalah mahakarya. Mengapa ini sangat menyenangkan untuk dibaca? Aku tidak memahaminya. Jujur saja, adik perempuannya sangatlah imut! Dia adalah heroine novel ringan yang sempurna!
“Onii-chan!”
“Ha?!”
Saat aku sadar kembali, Suzuka menunjukan wajah cemberutnya di depanku.
“Apa-?! Su-Suzuka?! Apa yang kau lakukan?!”
“Harusnya aku yang mengatakannya. Aku sudah memanggilmu beberapa kali, tapi kamu tidak menjawab.”
Be-benarkah? Aku tidak mendengar apapun.
“Uh, maafkan aku. Aku terlalu menghayati ceritanya ….”
“A-Apakah itu menarik?”
“Cerita ini ….”
Menarik. Sangatlah menarik. Ketika aku ingin mengatakannya, aku tiba-tiba terhenti.
“Ya-Yah, kurasa ini cukup bagus?”
“Uwuu, begitu.”
Cemberut Suzuka sebelum dia menlanjutkan.
“Apa kamu percaya padaku sekarang?”
“Uhhh, tidak tidak tidak!”
Memang benar judul novel dan nama penanya sama persis, tapi? Tunggu sebentar. Aku masih belum yakin.
“Sekarang dengarkan, ini tetaplah sebuah romcom antar saudara kandung, kau tahu? Apa lagi, sang adik lah yang mendekati kakaknya. Tidak mungkin kau bisa menulis karakter adik perempuan seperti ini.”
“Be-Benarkah? Aku tidak merasa begitu saat menulisnya?”
Hey, hey. Itu tidak mungkin. Bahkan setelah kau menerangkannya dalam judul, akan menjadi lebih jelas ketika kau membacanya secara langsung. Contohnya ….
“Lihat pada bagian ini untuk contohnya. ‘Tubuhmu sangat hangat Onii-chan … bisakah kita tidur bersama seperti ini?’, kau lihat?”
“Apa-?! A-A-Apa yang tiba-tiba kamu katakan, Onii-chan?!”
“Apa maksudmu? Itu ada dalam naskah yang kau bawa.”
Yah, itu memang sedikit memalukan jika kau membacanya dengan keras, tapi mau bagaimana lagi.
“Ini juga. ‘Heeee, saat Onii-chan mengelus kepalaku seperti ini, aku merasa sangat nyaman~. Oleh karena itu, bisakah kamu tetap melakukannya?’. Dan yang satu ini sangat langsung ke intinya : ‘Sebenarnya … aku benar-benar mencintai Onii-chan, kamu tahu?’ ”
“Sudah kubilang! Bisakah kamu tidak mengatakan hal yang memalukan seperti itu sekarang?”
Suzuka menjerit dengan suara dan tubuhnya, sambil merebut naskah dari tanganku. Wajahnya masih memerah, tampak seperti akan meledak kapan saja.
“Mengapa kamu sama sekali tidak menahannya, Onii-chan?! Aku akan mengatakannya lagi, tapi ini murni fiksi, oke?”
“Apa kau paham sekarang? Aku bilang tidak mungkin kau bisa menulis karakter adik perempuan seperti ini!”
“Ugh! Tetap saja, novel ini memenangkan peringkat pertama!”
“Lalu, kenapa kau menulis romcom tentang saudara kandung?”
“Ka-Karena ….”
Ketika mendengarkan keraguanku, dia melihatku dengan wajah yang merah. Dan lagi, kenapa kau sangat membenciku?
“Iya … iya itu benar. Tidak bagus jika ada kesalahpahaman jadi aku harus memperjelasnya. Tentu saja … karena aku kesurupan.”
“Hah? Ke-Kesurupan?”
“Iya. Kamu mengerti? Kamu harus mengingat kalau aku kesurupan, oke? Selain itu, sama sekali tidak mungkin aku menulis cerita tentang adik perempuan ini, dan bagaimana aku menyembunyikan fakta kalau aku sudah lama mencintai Onii-chan saat ini. Itu sangat tidak masuk akal ‘kan? ‘kan?!”
“I-Itu mungkin benar juga … tapi apa-apaan dengan alasan itu?!”
Mau tidak mau aku kebingungan setelah mendengarkan penjelasannya. Apalagi, bicaranya yang cepat membuatku semakin bingung.
“Atau mungkin … seperti itu? Mungkin kamu pikir, aku menulis novel ini karena, aku … mengharapkan itu terjadi? Kalau aku … kamu tahu … mencyntai Onii-chan, kyamu tidak berpikir seperti itu, ‘kyan?!”
TL correction: ini bukan typo, tapi di Original LN-nya Suzuka mengatakannya dengan malu dan mulai terbata-bata.
Suzuka menjerit, saat dia menggigit lidahnya. Yah, aku tidak akan berbohong, tapi aku juga berpikir begitu untuk sesaat … Suzuka mungkin saja jatuh cinta padaku … kemudian, aku langsung membantahnya dengan “Tidak akan mungkin” di dalam kepalaku. Itu hanyalah khayalan. Maksudku, kau tahu? Suzuka yang ‘itu’? Adikku …? Yap, tidak akan mungkin. Aku sangat yakin.
Dan lagi … pada saat itu, dia mengatakannya dengan jelas “Aku benci padamu, Onii-chan.”
“Tidak tidak, aku tidak berpikir begitu.”
Itulah sebabnya aku meresponnya dengan jelas. Bahkan penjelasannya tentang kesurupan lebih masuk akal dibandingkan itu. Yap, pasti begitu.
“Selama kamu mengerti … huff ….”
Setelah membalasku, Suzuka mengambil nafas dalam-dalam dengan ekspresi tidak senang di wajahnya. Hoi, hoi apa maksudnya ini.
“Tenangkan dirimu, aku sudah membaca novel ringan yang tak terhitung jumlahnya dengan plot seperti ini. Tidak mungkin aku percaya hal yang serupa dapat terjadi di dunia nyata. Aku tidak akan membuat kesalahpahaman seperti itu, kau mengerti?”
“A-Ah, iya. Itu benar. Itu benar sekali.”
Mengapa kau terdengar sangat tidak senang? Aku sudah mengatakannya demi kebaikanmu …?
“Kalau begitu, apa akhirnya kamu percaya kalau aku memenangkan peringkat pertama?”
Suzuka mengatakannya dengan suara tinggi.
… tidak bisa dipungkiri lagi setelah semua yang dia katakan.
“Tapi, apa maksudmu dengan kesurupan? Kalau begitu apa ada orang lain yang menulisnya?”
“Ka-Kamu tahu, meskipun kamu bertanya padaku … aku tidak bisa mengingat apapun saat itu. Rasanya seperti aku menjadi diriku sendiri tapi di saat yang sama aku merasa tidak. Rasanya seperti berada di dalam neraka.”
“Logika seperti itu terlalu aneh bukan?”
“Ka-Karena bukan aku yang menulisnya, jadi hanya itu yang bisa kukatakan.”
Yah, ini memang bukanlah sesuatu yang bisa Suzuka tulis.
“Aku harap aku juga bisa kerasukan seperti itu ….”
“Onii-chan?”
“Ah! Tidak, bukan seperti itu! Kau tahu ‘kan keinginanku untuk memenangkan posisi pertama sejak lama … Tapi bukan berarti aku iri padamu karena menang gara-gara kesurupan, oke?”
“Onii-chan … bukankah kamu terlalu mudah dimengerti?”
Guh … mau bagaimana lagi! Aku benar-benar frustasi! Kenapa kau melakukan hal yang begitu kejam, Kami-sama?! Apalagi adikku! Kenapa kau sangat membenciku?!”
TL note : Kami-sama = Tuhan
“Ugh … jadi ini saran yang kau maksud? Kalau begitu … selamat … memenangkan posisi pertama itu sungguh luar biasa. Yah … itu luar bisa. Sungguh ….”
“Seberapa mengejutkannya itu bagimu …? Tapi, saran yang kuminta masih belum selesai.”
Dia masih ingin melanjutkannya meskipun sudah melihat keadaan patah hatiku … Itu terlalu kejam.
“Aku datang kesini bukan hanya untuk memberitahukan kemenanganku, Onii-chan. Kamu harus mendengarkanku baik-baik.”
Mau bagaimana lagi, benarkan?
“Aku punya masalah lain karena memenangkan juara pertama. Lebih tepatnya, aku tidak bisa menjadi seorang novelis.”
“Ha? Ke-Kenapa?”
“Ada dua alasan.”
Suzuka mengangkat jari telunjuknya.
“Pertama, sekolahku melarang siswinya melakukan kerja part-time. Aku tidak tahu jika bekerja sebagai novelis dihitung atau tidak, tapi mereka juga akan menanyakan uang yang akan aku terima. Belum lagi, aku adalah ketua OSIS. Jika itu terungkap maka akan merusak nama baikku.”
Kemudian dia mengangkat jari tengahnya.
“Kedua, tentang orang tua kita. Aku rasa ibu tidak masalah, tapi ayah pasti tidak akan memperbolehkanku menjadi novelis. Dia adalah orang yang ketat, jadi aku yakin dia tidak akan mengizinkannya.”
“Setelah kau mengatakannya, keduanya memang masalah besar.”
Jika dipikir-pikir, ayahku akan sangat marah jika ia mengetahui judul yang Suzuka pilih. Sebentar … bukan itu artinya novel Suzuka tidak akan dicetak dan dirilis …? Meskipun itu sangat menarik? Novel ini berada pada tingkat yang berbeda dari semua novel yang pernah kubaca …!
“Tu-Tu-Tu-Tunggu dulu! Ma-Ma-Mari bicarakan ini dengan tenang, oke?”
“Tidak seperti Onii-chan, aku sangatlah tenang.”
“Tenang …? Be-Benar juga, apa yang ingin kau lakukan, Suzuka?”
“Aku … aku ingin banyak orang membaca novel yang kutulis.”
Mendengarnya dengan sungguh-sungguh, membuatku tertegun.
“A-Aku mengerti. Jika kau bilang begitu, maka tidak apa-apa. Jadi kau datang kepadaku untuk meminta saran mengenai itu? Kalau begitu mari pikirkan jalan keluar –“
“Tidak, itu tidak perlu.”
Saat aku sedang memasuki mode konsentrasi, Suzuka menghentikanku.
“Aku sudah punya ide. Inilah inti dari ‘Saran’ yang kuminta.”
Setelah mengatakannya, Suzuka mengambil nafas dalam dan melanjutkan.
“O-Onii-chan … maukah kamu menjadi penggantiku?”
“… apa?”
Meskipun aku mengerti perkataannya, otakku tidak bisa memahaminya.
“Uhm … apa yang kau maksud dengan pengganti?”
“Aku ingin kamu menjadi penggantiku sebagai penulis. Memang benar aku yang menulisnya, tapi aku harap kamu mau menjadi penggantiku.”
“Oh, oke … Itu akan menyelesaikan masalah dengan sekolahmu dan ayah.”
Jadi itu seperti pengarang untuk orang lain? Tapi, seorang pengganti … Bukankah itu ide yang bagus? Jika itu aku, maka tidak bisa memikirkan hal itu.
“Oke aku mengerti … tapi kenapa?”
Ada satu hal yang tidak aku mengerti ….
“Aku mengerti tentang menjadi pengganti … tapi kenapa aku?”
“I-Itu … Karena Onii-chan lebih berpengalaman dengan hal ini. Dan kamu sudah mengetahui situasinya ….”
“Bukankah, kau yang memberitahuku?”
Tunggu, tunggu, tunggu. Bukan karena itu. Ada lagi masalah yang lebih mendasar ….
“Kau ingat mimpiku untuk memenangkan juara pertama ‘kan? Sehingga aku bisa menjadi seorang penulis novel!”
“Ta-Tapi ini hanyalah pengganti ….”
“Itulah masalahnya! Aku minta maaf, tapi mustahil bagiku untuk menjadi penggantimu ….”
Disaat menyatakan alasan itu, aku menyadari mata Suzuka yang berair.
“Tapi! Tapi! Meskipun begitu aku mohon padamu … Onii-chan adalah ….”
Melihat reaksi Suzuka, sesuatu didalam diriku berubah. Hanya dengan melihat wajah cemasnya, rasa sakit yang tidak diketahui tumbuh di dalam tubuhku. Itulah yang kurasakan. Suzuka meminta bantuanku. Aku tidak mempercayainya, tapi itu benar-benar terjadi dihadapanku. Pemandangan ini sangatlah nyata. Bisakah aku benar-benar menolak Suzuka dihadapanku, yang sedang berusaha keras menahan air matanya …? Menolak permintaan dari seseorang yang membuat wajah seperti itu …?
“Ugh! Baiklah!”
Menggumamkan kalimat itu, aku membuat keputusan dan ….
“Baiklah! Aku akan menjadi penggantimu!”
Meskipun aku bukan penggemar beratnya, itulah perasaanku yang sebenarnya. Meskipun dia tidak menyukai kakaknya, dia tetap datang dan meminta bantuan padaku karena dia benar-benar ingin menjadi seorang penulis … Bagaimana mungkin aku bisa bilang tidak padanya? Kali ini, aku bertingkah layaknya protagonis.
“Onii-chan? … sungguh?”
Dia bertanya ketika melihatku dengan air mata dimatanya.
Ya, benar. Entah kenapa saat dia menatapku dengan terus terang, aku menjadi malu. I-Itu … kau tahu? Jika seperti itu, tidak ada orang yang akan membaca novel yang di tulisnya. Karyanya hanya akan lenyap begitu saja. Sebagai seseorang yang menyukai novel ringan, aku tidak bisa membiarkan itu terjadi….
“Onii-chan?”
Aku meneruskannya sambil menyembunyikan perasaan ini.
“Ta-Tapi! Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku masih ingin menjadi penulis novel ringan. Saat aku memenangkan juara pertama, aku akan berhenti menjadi penggantimu, oke?”
“Ah … iya! Aku menerimanya dengan senang hati!”
“Hey tunggu! Barusan kau merasa lega ‘kan?!”
“Melihat keberhasilanmu sampai saat ini, aku rasa ini akan baik-baik saja.”
“Apa maksudmu?!”
Mendengar kalimatnya yang tanpa ampun, aku merasa ingin menangis. Mengatakan sesuatu yang tidak bisa kubalas seperti itu rasanya sangat kejam … sial … suatu hari nanti aku pasti akan menjadi penulis novel ringan dan akan kubalas penghinaan ini!
“Tapi … aku senang. Aku pikir jika itu Onii-chan, pasti kamu akan menerimanya. Sungguh … terima kasih banyak ….”
Selagi air mata berlinang di matanya, Suzuka menunjukan senyuman yang lebih berharga dibanding ribuan kata. Aku benar-benar berpikir kalau aku telah membuat keputusan yang tepat … huh? Sudah berapa lama sejak terakhir kali aku melihatnya tersenyum seperti itu. Saat aku melihatnya tersenyum, aku mulai berpikir
“Yah, kurasa ini akan baik-baik saja.”
“Tentu saja. Seorang kakak harus selalu menolong adiknya.”
Selagi mencoba untuk menyembunyikan rasa maluku dengan kata-kata itu, tiba-tiba ada suara yang terdengar di kamarku.
Ketika aku mencari sumber suara itu, Suzuka mengeluarkan Hp–nya
“Waktu yang tepat. Kalau begitu, Onii-chan, tolong ya.”
“Huh? Tolong apa? Kau ingin aku menjawab teleponnya?”
“Iya. Saat aku membalas pesannya, mereka bilang akan ada seseorang dari departemen editorial yang akan menelepon sore ini untuk menjelaskan rinciannya lebih lanjut.”
“Huh?! I-Ini terlalu mendadak ….”
Departemen editorial … benar ‘kan? … seorang editor dari pernerbit?! A-Apa yang harus aku lakukan … ini yang asli … rasanya seperti aku adalah penulis novel sungguhan?! Tidak, tidak, tidak. Bukan berarti aku memenangkan posisi pertama.
“Apa yang kamu lakukan? Jika kamu tidak segera menjawabnya ….”
“A-Ah, maaf.”
Menjawab Suzuka, aku menekan tombol ‘terima’ dengan gemetar mati-matian.
“Ha-!”
… aku menggigit lidahku.
“Halo? Ini Shinozaki Reika dari King Fantasy Library”
Yang mengejutkan, aku mendengar suara wanita. A-Apa yang harus aku lakukan? Dan juga, bukan karena lawan bicaranya adalah seorang perempuan.
“Huh? Halo? Apa benar ini nomor telepon Towano Chikai?“
“Ah, I-Iya. Namaku Nagami … ah, bukan! Benar aku adalah Towano Chikai!”
“Oh benarkah? Syukurlah. Kami akhirnya bisa menghubungi anda… kami telah mencoba menghubungi ratusan kali, jadi kami benar-benar khawatir.”
“Ra-Ratusan?!”
Bukankah itu cukup banyak?
“Iya. Setelah membaca novel yang luar biasa, kami tidak sabar untuk berbincang dengan anda secara rinci tentang rencana perilisannya.”
“Aku mengerti ….”
“Oh, benar juga. Saya hanya ingin memastikan, tetapi anda adalah Towano Chikai yang menulis ‘Cerita tentang adik perempuan yang sangat mencintai kakaknya terlalu sulit untuk diatasi.’, benar begitu.”
“Ah ….”
Saat dia mengatakannya, aku akhirnya sadar. Jika aku telah menjadi pengganti Suzuka … itu berarti pada dasarnya akulah yang menulis novelnya?! Kisah romcom saudara yang blak-blakan!!
Selagi menggenggam telepon di dekat telingaku, aku berbalik dengan cepat. Seperti yang kuduga, Suzuka mengalihkan pandangannya dan melihat kearah lain.
“Huh? Apa ada masalah?”
“Ti-Tidak, bukan begitu! Yah, anda tidak salah, itu benar!”
Tenanglah, diriku! Aku tidak mengerti maksudmu!!
“I-Iya, anda benar. Akulah yang menulis novel itu.”
“Kalau begitu izinkan saya mengucapkan selamat kepada anda. Selamat. Itu benar-benar novel yang sangat menarik.”
Jika itu benar-benar novelku, aku pasti akan menangis bahagia saat ini. Tapi karena ini novel milik adikku, rasanya berbeda.
“Sungguh, terutama karakter-karakternya yang sangat luar biasa. Itu adalah pertama kalinya saya melihat karakter adik perempuan yang imut. Khususnya dibagian selanjutnya, adegan dimana sang adik yang cemburu menerobos masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh kakaknya adalah bagian yang paling saya sukai. Saya tidak bisa berhenti tertawa.”
“Kamar mandi … menerobos … membersihkan …?”
Apa ada adegan seperti itu dibagian selanjutnya …?
Sambil terkejut, aku berbalik dan melihat Suzuka dengan wajah merahnya menatapku. “Aku kesurupan!” mungkin dia ingin mengatakannya.
“Kelucuan adik perempuan itu sangat luar biasa. Bisa melihat kelucuannya disetiap bagian terkecil adalah hal yang langka.”
“Aku … mengerti.”
Ini buruk … aku ingin meneruskan novelnya.
“Bagaimana dengan anda, Towano Chikai-sensei? Di bagian mana yang paling terkesan menurut anda? Mungkinkah saat klimaks dimana sang adik perempuan menerobos pertemuan sekolah untuk memberitahukan bahwa dia adalah istri kakaknya?”
“Haaaaaa?!”
Tunggu sebentar … bagaimana bisa berakhir seperti itu?! Lagi-lagi, ketika aku berbalik, Suzuka dengan wajah merahnya berbisik,
“Ini adalah cerita fiksi yang aku tulis disaat kesurupan, oke!”
Yah, aku sudah mengerti maksudmu … tapi tetap saja, seberapa banyak kau mencoba untuk menolaknya ….
“He-Hei, Onii-chan. Apa yang kamau katakan. Karena kamu tidak bisa melanjutkannya, bagaimana jika kamu menghentikannya untuk saat ini?”
Suzuka berbisik.
Setelah berpikir sejenak, aku kembali lagi ke telepon dan mulai bicara.
“Ma-Maaf. Karena aku masih sedikit terkejut dengan panggilan ini, aku benar-benar tidak bisa melanjutkannya saat ini.”
“Huh? Ah, maafkan saya. Saya sedikit terbawa semangat. Kalau begitu, mari lanjutkan rinciannya pada saat acara penghargaan.”
“A-Acara penghargaan …?”
Yah, sudah kuduga. Ketika aku menyadari tugas yang aku emban, aku mulai gemetar. Setelah mendiskusikan sedikit rincian selama lima menit, aku mematikan teleponnya.
“Haaaa ..?!”
Aku menarik nafas dalam-dalam. Aku sangat gugup ….
“Jadi? Bagaimana?”
“Ka-Kau … jangan membuatku menerima panggilan penting seperti itu tiba-tiba!”
Jantungku masih berdebar-debar. Aku baru saja bicara dengan eidtor yang asli…
“Editornya memuji novelmu dengan penuh semangat. Tentang karakter adik perempuanmu yang sangat lucu dan sebagainya.”
“A-Aku mengerti. Karena aku sedang kesurupan saat menulis plot dan yang lainnya, aku tidak bisa mengingat semuanya, tapi bisa dibilang ya … rasanya tidak buruk juga.”
Hei. Apa kau sangat senang dengan itu sebagai penulisnya?
“Yah, kita akan tahu rinciannya setelah acara penghargaan.”
“Benar juga. Acara penghargaan, ya. Aku sangat senang memintamu menjadi penggantiku. Karena aku tidak mungkin bisa menghadirinya.”
“Oh iya, aku harus benar-benar pergi ke sana, ya.”
“Tentu saja, lagipula kamu adalah penggantiku.”
Setelah Suzuka membungkuk padaku dengan wajah yang serius, aku menurunkan pundakku. Tapi tetap saja, kurasa hal ini tidak bisa dirubah. Suzuka menonjol seperti dirnya sendiri dan informasi menyebar dengan sangat cepat.
“Haaaa … bagaimanapun aku benar-benar lelah. Karena sudah larut, bagaimana jika kau kebali ke kamarmu sendiri? Aku akan memenuhi peranku sebagai pengganti jadi jangan khawatir.”
“Yah, kamu benar. Aku juga benar-benar gugup hari ini, jadi aku juga cukup lelah.”
Mengapa kau kelelahan …? Hampir semua pekerjaan aku yang melakukannya hari ini.
“Kalau begitu, mari kita lanjutkan nanti. Terima kasih banyak untuk hari ini.”
Lidah Suzuka tergigit selagi membungkuk padaku. Ketika ia pergi sambil membawa naskahnya, aku menghentikan langkahnya.
“Tu-Tunggu. Tolong tinggalkan naskahnya disini!”
“Huh? Naskahnya … kenapa kamu menginginkannya?
Pada pertanyaan yang tampak serius ini, aku hampir kehilangan kata-kataku untuk sesaat. Karena Shinozaki-san mengatakannya sepanjang obrolan tadi, aku menjadi tertarik … aku tidak bisa menahannya lagi. Meskipun hari ini aku sudah membeli banyak novel, saat ini aku hanya ingin membaca naskahnya.
“Yah, lagipula aku sudah menjadi penggantimu. Tidak mungkin bagi seorang penulis tidak tahu apapun tentang novel mereka sendiri ‘kan?”
Itu bukanlah alasan utamaku. Tapi aku tidak akan mengatakan itu kepadanya.
“Kamu tidak salah, tapi … itu sebabnya aku ingin membahasnya nanti.”
“Tapi, bukankah kau berpikir lebih membacanya sendirian?”
“Aku mengerti. Tapi tolong diingat kalau bukan aku yang menulisnya! Aku sedang dirasuki saat menulisnya, oke?”
Hampir meneriakinya, Suzuka menyerahkan naskahnya kepadaku.
“Selamat malam, Onii-chan ….”
“O-Oh iya. Selamat malam.”
Segera setelah Suzuka kembali ke kamarnya, aku memfokuskan pandanganku ke naskahnya. Tanpa menunggu sedikitpun dan langsung memasuki dunia yang ditulis di cerita ini.
Hari itu, aku tidak tidur sedikitpun karena terus membaca sampai dini hari. Karena begitu aku selesai, aku membacanya lagi untuk yang kedua kalinya. Sebelum aku menyadari, kalau sudah subuh. Karena aku terlalu meresapinya, lagipula aku sama sekali tidak merasa lelah … jadi aku mulai membaca untuk yang ketiga kalinya. Novel Suzuka terlalu menarik. Tidak, kata “Menarik” tidaklah cukup untuk mengekspresikannya. Cerita tentang seorang adik perempuan yang menjahili kakaknya dan pendekatannya karena dia sangat mencintai kakaknya. Tertawa karena kelucuan adik perempuan itu tak pernah bisa berhenti, ini terlalu bagus. Jika dipikir-pikir, sampai saat ini aku belum pernah bersemangat seperti ini karena heroine yang kutemukan di dalam novel. Aku penasaran, apa aku bisa menulis novel yang menarik seperti ini …? Ketika aku menyelesaikan yang ketiga kalinya, ingatan itu berputar di dalam kepalaku. Membaca novel seperti ini hanya menambah keinginanku untuk menulis novel yang menarik seperti ini.
- Home
- All Mangas
- Ore ga Suki Nano wa Imouto Dakedo Imouto Janai
- Chapter 01 - Alasanku dan Adikku Menjadi Penulis Novelis (Part 1)