- Home
- All Mangas
- Saijaku Muhai no Bahamut
- Chapter 02 - Malam Sebelum Pertarungan All-Dragon (Part 1)
Pagi itu adalah dua hari kemudian setelah Yoruka muncul di hadapan Lux dan membuat kekacuan.
Akhirnya Lux dan yang lain berangkat menuju ibukota untuk turnamen internasional – Pertarungan All-Dragon.
Mengendarai delman, mereka melewati empat stasiun pemeriksaan selama tiga hari sebelum akhirnya sampai di sana.
Ibukota kerajaan Lordgalia.
Setelah kerajaan lama runtuh, kemudian dibangun lagi. namanya juga pemandangannya jauh berbeda dan sekarang itu adalah kota terbesar di kerajaan baru.
Kota kastil, kota metropolitan yang langsung menuju istana itu dipisah menjadi tujuh belas blok, lebih banyak dari Cross Field.
Populasi di kota itu juga sangat banyak.
Jadi itu memungkinkan kota tersebut bisa mandiri, industrialisasi, pertanian, perdagangan – kemudian markas tentara ditata dengan teliti, berbaris dan disiplin adalah kewajiban.
Kerajaan Arkadia sudah memiliki sejarah selama ratusan tahun, semua teknologi dan asset dikumpulkan untuk membangun kota ini, bahkan sekarang setelah lima tahun sejak kerajaan berubah menjadi kerajaan baru, pemandangannya masih sama.
“Sudah lama sekali aku tidak ke sini.”
Memasuki penginapan bintang lima yang mereka pesan di ibukota, Lisha duduk di sofa dekat pintu masuk dan bergumam.
Mungkin karena perjalanan panjang, beberapa dari anggota yang terpilih memasuki ruangan mereka untuk istirahat.
“Selama liburan musim panas, kayaknya banyak murid yang balik ke kota kau tahu? Mungkin mereka juga datang untuk mendukung kita di Pertarungan All-Dragon, kalau kau bertuntung kau mungkin akan menemui mereka di kota nanti.”
Kepala sekolah Relia yang baru keluar dari kamarnya sambil menggaruk kepala saat mengatakan itu, adik perempuan Lux yang ada di dekatnya – Airi menampilkan ekspresi rumit.
“Daripada ngomongin itu, aku masih kepikiran kenapa pemerintah rakyat mengizinkan kepala sekolah untuk memimpin kelompok ini.”
“… yah, itu hanya kebetulan. Pokoknya, selain dapat omelan seumur hidup, aku juga banyak keluar uang buat bayar denda. Saat ini aku tidak ketinggalan berkat posisi dan uangku.”
“Itu bukan hal yang bisa dijadiin candaan ….”
Setelah Lux membalas Relie yang membuat senyuman rumit, suasana canggung tiba-tiba muncul.”
Kamp pelatihan Pulau Ries yang diadakan dua minggu yang lalu.
Di sana kepala sekolah Relie melakukan investigasi reruntuhan tanpa izin dari pemerintah di ibukota untuk menyelamatkan adiknya Philuffy.
Terlihat dia bertanggung jawab atas tindakan illegalnya menjadi pertanyaan dan terjadi tegangan antara dia dan pemerintah kerajaan.
Tapi, untuk menghindari kekacauan yang bisa mempengaruhi Pertempuran All-Dragon yang sebentar lagi akan diadakan, saat ini dia sedang menerima hukuman.
Saat ini dia tidak Relie tidak dipenjara hanya saja peringatan keras diberikan padanya.
“Yah, karena itu aku bertugas untuk membawa ‘Itu’ yang disembunyikan di akademi ke sini – , tapi aku lega karena enggak perlu report mengurusnya lebih dari ini.”
“ – ‘Itu’ ? “
Lux bereaksi ke bisikan Relie
“… ahahaha, enggak jadi. Lupakan saja.”
Relie bilang begitu dengan tatapan bingung diiringi senyuman masam.
Sekarang dia sudah mengatakannya – Saina yang datang ke akademi sebagai mata-mata Heiburg sedang mencari-cari sesuatu di dalam akademi. Dia mendegar itu dari Airi, tapi apa itu benar?”
“….”
Tapi, Airi tidak mengalihkan pandangannya dari buku yang dia buka. Melihat gerak-geriknya itu bukan hal penting, Lux tidak terlalu memikirkannya.
Lalu, Relie mulai berbicara sendiri karena canggung.
“Ngomong-ngomong, kita akhirnya di kota, bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan di kota ini? Sebentar lagi akan diadakan festival.”
“Iu adalah festival ulang tahun berdirinya kerajaan baru benarkan?”
Saat Rilie bergumam, Celis yang keluar dari kamar hotelnya menyela pembicaraan.
“Dulu lima tahun yang lalu disebut festival ulang tahun suci kerajaan, tapi sekarang banyak hal yang sudah berubah. Bukan hanya namanya saja – tapi juga isi festivalnya.”
Seperti yang diperkirakan dari putri bangsawan salah satu dari empat bangsawan, Celis yang punya banyak pengetahuan akan sesuatu.
“Sebenarnya aku juga harus ikut bersama kalian sebagi pemimpin di kelompok ini, tapi aku sedikit capek. Juga, kalian anak muda masih punya banyak tenaga bisa pergi untuk bersantai sebelum turnamen.”
Setelah mengatakan itu, Relie mengeluarkan segepok duit dari dompetnya dan diberikan ke tangan Lux.
“Te-Terima kasih banyak – tunggu, ini kebanyakan?! Kami tidak butuh sebanyak ini!”
“Ara~ yang benar? Ya sudah, kau nanti kembalikan saja kalau masih ada sisa.”
Seperti yang diperkirakan dari ahli waris keluarga Aingram, konlongmerat yang paling dikenal di kerajaan baru.
Sensasi uang terasa berbeda bagi Lux yang bekerja sambilan selama 5 tahun.
“Mungkin, bakal bahaya kalau kami jalan-jalan sambil bawa uang sebanyak ini ….”
“Ayolah, ini pertama kalinya aku datang ke ibukota. Lux-kun, bisakah kau memanduku keliling kota sebentar saja?”
Saat Lux memikirkan hal seperti itu, Krulcifer yang baru tiba di pintu masuk menanyakan hal itu.
“Ah, baiklah, aku enggak masalah –“
Sementara Lux dengan cepat setuju,
“Oi! Jangan kayak gitu dong! Aku juga ada rencana untuk meminjam Lux habis ini!”
Lisha menyerobot pembicaraan dan keributan biasa dimulai.
“Lagian di antara kalian siapa yang masih capek untuk jalan-jalan, aku akan biarkan kalian bebas memutuskan sendiri. Tapi – itu akan mencolok kalau kalian jalan ramai-ramai, jadi bagi empat orang per kelompok, paham?”
Dengan saran Relie, mereka membuat kelompok menggunakan lotre dan segera diputuskan.
Satu grup terdiri dari Lux, Lisha, Krulcifer, dan Airi.
Yang lain terdiri dari Celis, Philuffy, Noct, dan Sharis.
Tillfur yang biasanya pergi keluar tidak bisa ikut karena kecapean dari perjalanan panjang. Berkata,
“DASAR MANUSIA KAGAK PUNYA HATI -!”
Dia menatap dua anggota dari trio.
“Kami akan belikan oleh-oleh ya buatmu.”
“Uuu … jangan lupa ya?”
Lux menghibur teman sekelasnya sebelum pergi jalan-jalan ke ibukota.
Karena hari masih sore, sepertinya tidak akan menjadi masalah kalau mereka tidak pergi terlalu jauh.
“… Oh, benar juga. Sepertinya anggota seleksi dari negara tetangga sudah datang, jadi lakukan yang terbaik agar tidak ada masalah.”
Relie bilang begitu. Lux dan yang lainnya mengangguk kemudian keluar dari penginapan.
“- terus, pertama kita mau kemana? Pertama aku ingin pergi ke museu Drag-Ride di ibukota.”
“Seperti biasa, kau tidak berubah … apa kau tidak ingin yang lain di kesempatan langka yang kita sudah lalui sampai ke ibukota?”
“Muu … oke sekarang kau mau kemana?! Apa yang kau tau saat pertama kali ke sini?!”
“Coba kupikir. Pertama di sini lumayan banyak penjahit terkenal bahkan di ibukota sekitar sini. Ada banyak toko yang lain juga, jadi cuman sekedar lihat-lihat enggak masalah. Lagian, jaraknya lumayan jauh kalau kita mau ke taman nasional, ada air mancur kecil di sana, rasanya akan menyegarkan di sana. Kalau kau lapar, di sana ada kios makanan berjajar – distrik pengerajin membuat dan menjual barang seperti jam atau kerajinan tangan spesial –“
“Tunggu, tunggu dulu Krulcifer! Ini bukan pertama kalinya kau jalan-jalan di ibukota ‘kan?!”
Lisha mengomel dengan frustasi ke gadis yang terus bicara tanpa henti.
“Apa yang kukatakan barusan bukannya biasa saat jalan-jalan ke ibukota kau tahu? Bagaimana kalau kau juga mencari informasi untuk bahan pembicaraan dengan bangsawan yang lain?”
“Kuh .?! Kau juga, kau aslinya tidak butuh pemandu dari awal ‘kan?! Dasar genit, itu hanya alasanmu untuk mengajak Lux!”
Lisa dengan spontan marah-marah saat dia melihat Krulcifer berbicara dengan nada keren.
Dia secara tidak sengaja lebih berpengetahun dari Lux yang dulu tinggal di ibukota.
“Sekarang, kemana kita akan pergi Krulcifer-san?”
Seperti yang diduga, bahkan Airi terlihat juga tidak begitu tahu tentang struktuk ibukota. Akhirnya mereka bersenang-senang di jalan ibukota mengikuti arahan Krulcifer.
- Home
- All Mangas
- Saijaku Muhai no Bahamut
- Chapter 02 - Malam Sebelum Pertarungan All-Dragon (Part 1)