- Home
- All Mangas
- Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Record
- Prolog - Semangat pada Suatu Hari
Itu ada kenangan bertahun-tahun yang lalu … saat aku masih kecil.
Ibuku, Ratu Alicia Septima, berkunjung ke Akademi Sihir Kerajaan Alzano dalam rangka inspeksi rutinnya di kerajaan.
“Uwaaa ….”
Tanganku digenggam olehnya, aku menemani ibuku ke dalam aula utama akademi sihir dan sangat terpukau oleh pemandangan di depan mataku.
Lampu gantung berkilau yang berada di langit-langit dan dinding, sementara cahaya lilin menyinari meja putih dan ada banyak hidangan dengan cahaya lembut menyala.
Di dekatnya, para musisi dengan tuksedo memainkan nada ceria, dimana pria dan wanita berpasangan mengenakan pakaian indah menari semalaman. Di sekitar area dansa, para tamu menikmati obrolan ringan.
Semua orang tertawa dan menikmati waktu santai yang berharga. Bagiku saat itu, pemandangan aula akademi seperti dunia dongeng.
“Hehehe, apa kau terkejut? Erumiana, ini namanya ‘Pesta Dansa Akademi’ ini terkenal loh.”
Ibuku menjelaskannya padaku,
“Pesta dansa ini adalah tradisi tahunan yang diadakan di akademi sihir. Rasanya aku baru saja menikmati pesta dansa ini kemarin saat masih jadi siswa … duh jadi nostalgia ….”
“Benarkah …? Jadi Ibu sudah pernah berdansa di pesta ini ….”
“Iya dong! Ayo kita jalan lagi, Erumiana?”
Bergandengan tangan, kami melakukan tur “Pesta Dansa Akademi.” Yang pasti, tur ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Atau mungkin bisa dibilang sebagai gambaran dari acara hebat itu sendiri.
Di area tengan Pesta Dansa, ada kontes pasangan berdansa berputar-putar dengan sorakan dari para penonton. Suanan sekitar menjadi meriah, dan meski berdiri dari jauh, hatiku diselimuti suasana riang.
“Kalau saja Renillia-onee-sama bisa ikut juga ….”
Saat aku tiba-tiba merasakan penyesalan dari kakak tersayangku, yang tidak bisa ikut karena kondisi kesehatannya sedang tidak bagus, sorakan dan tepuk tangan meriah terdengar di tengah aula saat penampilan sepasang siswa di atas panggung. Pasangan itu diselimuti oleh cahaya sihir yang lembut, seperti mendapatkan mukjizat dari surga.
“… huh?’
Saat itu, aku tidak bisa fokus pada pasangan wanita itu. Lebih tepatnya, aku terkagum dengan gaun yang dia pakai.
“I-Indah sekali ….”
Gaun indah itu semakin memperkuat kondisi dunia mimpi ini. Lekukkannya seperti gambaran gaun yang dikenakan para malaikat, saat bagian lengannya berkibar oleh angin seperti sayap peri. Permata yang tidak terhitung jumlahnya menempel di gaun itu seperti jumlah bintang di langit malam, dan di bawah cahaya, berkilau seperti cahaya misterius.
Pemandangan menakjubkan ini sekita memikat mataku.
“Hehehe~ apa kau suka gaun itu, Erumiana?”
Ibu berbicara padaku dengan nada nostalgia,
“Aku tidak akan terkejut kalau kau suka gaun itu – namanya ‘Gaun Peri’.”
“Gaun Peri …?”
“Ya. Itu adalah gaun yang hanya akan dipakai saat ‘Pesta Dansa Akademi’. Hanya pasangan wanita dari pemenang lomba dansa berpasangan yang diizinkan untuk memakainya semalaman. Gaun yang dihiasi sihir – simbol dari pemenang mutlak.”
Legenda mengatakan kalau gaun itu adalah mahakarya dari peri yang kuat. Gaun itu akan terlihat indah dan bersinar tidak akan berubah meski sudah ratusan tahun, dan gaun dengan kemampuan untuk muat bagi siapa saja yang memakainya. Ditambah, sihir yang sudah tertanam menambah kecantikan dan karisma si pemakai.
“Meski aku tidak begitu paham … tapi gaun itu sangat mengesankan.”
“Hehehehe~ Sejujurnya, aku sudah pernah memakainya … waktu masih jadi siswa di akademi ini.”
“Huh?! Be-Benarkah?! Ibu pernah memakainya?!”
“Ya. Bersama ayahmu – orang yang sudah meninggal sebelum kau tumbuh – sebagai seorang rekan dansa yang kami dapat dari kontes dansa dan mendapatkan izin untuk memakainya … itu adalah saat-saat terindah bagiku sampai hari ini.”
“Dengan Ayah ..?”
Ibu tampak sangat bahagia sekali saat mengingat kenangan pada hari-hari itu.
“Ah aku jadi iri … Ibu, aku juga ingin memakainya suatu hari ini!”
“Huh? Berarti nanti Erumiana mau daftar ke akademi sihir juga kalau sudah besar?”
“Iya! Aku ingin memakai Gaun Peri, sama seperti dia … dan sama seperti Ibu.”
Itu adalah mimpi bodoh, tetapi itu adalah salah satu cerminan diriku saat itu. Selain dari keputusan egoisku, ibuku perlahan mengusap kepalaku saat dia menatapku.
“Hehehe~ Benarkah? Kalau begitu kau harus belajar menjadi dewasa … dan menguasai dansa … juga, yang paling penting, cari separuh yang paling indah dari hidupmu.”
“… separuh?”
Aku tidak mengerti apa yang Ibuku bilang saat itu.”
“Hei, Ibu. Kenapa aku memerlukan ‘Separuh’ ? “
“Hehehehe … jujur saja, Erumiana, ada legenda di gaun itu tahu ….”
Dan itu adalah legenda dari rekan si pengguna gaun ….
- Home
- All Mangas
- Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Record
- Prolog - Semangat pada Suatu Hari