- Home
- All Mangas
- Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Record
- Chapter 03 - Malam Pesta Dansa (Part 1)
Chapter 3: Malam Pesta Dansa
Pada hari itu, suanasa riang menyelimuti ruang ganti wanita akademi sihir.
“Hehehehe … akhirnya hari ini datang juga ….”
Dengan seragam akademinya dibuka, Wendy berdiri dengan pakaian dalamnya sambil mengeluarkan gaun elegan dari peti kayu. Dia memeluk gaun itu di dadanya, menutupi kulit putih dan tubuh rampingnya.
“Theresa, gimana? Tentang pesta malam ini, aku punya gaun yang didesain khusus untukku.”
Itu adalah gaun merah yang dijahit dengan indah, yang mana orang bisa menilai itu adalah gaun yang megah. Akan tetapi, bagi si bangsawan Wendy, gaun itu sangat cocok.
“Wow, jahitan tangannya bagus sekali! Hebatlah kau Wendy … putri dari keluarga bangsawan Nablesse pastinya sudah beda kelas ya.”
Theresa melepas roknya dan membiarkannya jatuh perlahan meluncur lewat kakinya sebelum melepas kemeja, memamerkan tubuh montok bagian bawahnya. Terbebas dari kemejanya, dua gundukannya yang fantastis memantul dengan bebas di udara seperti puding.
“Oh iya, ini gaunku … bagaimana menurut kalian?”
“… ya-yah hebat sekali.”
“Terima kasih! Sekarang, aku sedikit percaya diri dengan pilihanku sendiri, apalagi dengan dukunganmu ….”
“Eng-Enggak … aku enggak ngomongin gaunmu … ya, gaunmu sangat bagus, tapi ….”
“…?”
Wendy memelototi bagian tertentu dari tubuh Theresa, yang membuat Therea memiringkan kepalanya kebingungan.
“… huh? Lynn, gaunmu ….”
Theresa melihat menoleh ke Lynn, yang diam-diam sedang mengganti gaunnya di pojokan ruang ganti.
“Uwaaa! Ja-Jangan lihat ke sini …!”
Merasakan tatapan Theresa, Lynn langsung refleks menyembunyikan gaun hijau dari tangannya. Namun, meski dia sedang terburu-buru, Lynn masih mengenakan pakaian dalam saja. Baik punggungnya yang ramping dan bokongnya yang montok, hanya ditutupi dengan pakaian dalam saja, semuanya bisa melihatnya.
“Ga-Gaunku … ini gaun lama … ta-tapi, aku hanya punya ini … aku tidak mau gaun jelekku ini dilihat sama Wendy dan Theresa ….”
“Hehehe … santai saja.”
“Lagian, gaunmu juga kelihatan antik. Kalau menurutku, itu pasti dirawat dengan hati-hati oleh generasi ibumu, terus nenekmu, nenek buyutmu … benarkan?”
“Huh? Ka-Kau bahkan bisa melihatnya ..? Hebat!”
“Ayo angkat kepalamu, Lynn. Kau harusnya bangga punya warisan seperti itu. Kalau orang tidak bisa melihat kecantikanmu, pasti mereka buta tahu.”
“Te-Terima kasih … Wendy … Theresa ….”
Lynn tertawa terbahak-bahak.
“Ngomong-ngomong … Rumia, Sistine pergi kemana?”
“Ah … dia sedang membantu merias Riel.”
Rumia memberi isyarat dengan tatapannya yang jauh ke dalam ruang ganti sambil melepas dasinya. Lalu melepas roknya dan melipatnya dengan rapih di dekat kakinya, pahanya yang menggoda dan pakaian dalamnya yang berawarna putih.
“Hei, Sistine! Ayo kita buktikan, gaun siapa yang paling bagus ….”
Wendy menoleh ke Sistine dengan aura rivalnya, hanya bisa dibungkan saat dia melihat Riel.
“… ah?”
Wendy, Lynn, dan Theresa yang menatapnya juga, terkejut dengan pemandangan yang ada di depan mata mereka.
◇ ◇ ◇
“Yang benar saja, semua orang terlalu bersemangat di pesta ini. Kenapa sih tidak ada yang bisa mengerti perasaanku …?”
Glenn berguman sambil menatap keluar lewat jendela selatan, saat para tamu berjalam masuk ke dalam koridor lewat pintu barat.
Dia saat ini sedang bermalas-malasan dengan tuksedonya.
Ini adalah hari dari pesta dansa. Dimana pesta itu sendiri dijadwalkan akan dimulai sore nanti, seluruh pelosok akademi akan dipenuhi antusiasme setelah jam belajar selesai.
Kereta delman juga sudah mulai mengantri di pintu masuk belum lama ini, membawa murid-murid dari akademi sihir lain, pejabat pemerintah kerajaan, dan bangsawan ke pesta dansa.
Angota OSIS ditugaskan untuk menyambut dan memandu para tamu, mengajak mereka ke lobi aula serbaguna.
“Musuh sudah meyusup ke dalam akademi dan sudah mematikan sistem keamanan sihir”
Dengan berpikir begitu, Glenn tidak bisa menahan rasa cemasnya. Sementara Glenn percaya pada kesimpulan Eve kalau “Musuh pasti akan melakukan pembunuhan, dan tamu tidak akan terjebak pertempuran.” Glenn sudah merasakan asam garam dari fanatisme Peneliti Kebajikan Langit dan tidak terlalu percaya.
“Semuanya akan jauh lebih baik kalau saja Celica ada di sini ….”
Secara tidak sengaja, Celica mempunyai luka yang membuat bagian “Roh” di dalam tubuhnya lumpuh karena ekspedisi sebelumnya dan harus dirawat di rumah. Kalau Celica menggunakan mantra sihir apapun dengan kondisinya sekarang ini, bahkan nyawanya akan terancam.
“Cih … aku tidak mungkin meminta sesuatu yang mustahil … lagian, aku harus siap-siap ….”
Saat ini, Rumia sedang mengganti bajunya di ruang ganti wanita, di sampingnya ditemani Riel. Dari kejauhan, Eve sudah melanjutkan membuat perlindungan untuk Rumia dari jauh-jauh hari. Dibandingkan dengan dirinya sendiri, Glenn tahu kalau Riel dan Eve lebih cocok untuk tugas ini, tapi dia tetap tidak bisa menghapus rasa cemasnya.
Dibalik rasa cemasnya yang terus berkembang, Glenn berencana untuk pergi ke ruang ganti wanita.
“Sensei, apa kau sudah lama menunggu?”
Tapi, dia berhentikan oleh gadis muda yang muncul di depannya.
“Maaf ya … aku lama ganti bajunya ….”
“… Hah? Siapa?”
Sesaat, Glenn tidak bisa tahu kalau gadis muda yang berdiri di depannya sebagai Rumia.
Rumia mengenakan gaun elegan berwarna pink, bisa dibilang itu sangat cocok dengan posturnya. Sementara gaunnya tidak perlu dibicarkan lagi, gaya rambutnya yang rumit, riasan secukupnya, dan perhiasan sederhanya mencerminkan seleranya yang sempurna dan semuanya mencapai keseimbangan yang sempurna. Tidak diragukan lagi kalau persiapannya memperkuat kecantikan dan kewibawaannya, memberikan aura dewasa yang hanya bisa dibayangkan oleh sedikit orang bagi Rumia yang biasanya terlihat polos.
Rumia tidak akan malu melakukan tarian apapun. Apalagi, debutnya di pesta dansa pasti akan menarik banyak perhatian dari orang lain.
“Hehehe … Sensei, kerah dan dasimu berantakan … di sini ….”
Rumia terkekeh saat dia mendekati Glenn dan menggunakan tangannya yang lihai untuk memperbaiki kerahnya.
Selama ini, tatapan Glenn masih fokus ke Rumia, sementara aroma lembut dari rambutnya menggelitik hidung Glenn.
Glenn yang biasanya suka berkata kasar sekarang menjadi penurut.
“… baik sudah rapih. Hmm? Sensei? Ada apa? Umm … apa ada sesuatu di wajahku?”
Rumia penasaran lalu memeringkan kepalanya di depan Glenn, dimana dia terus berdiri melamun.
“… eng-enggak, enggak kok. Aku terkejut saja dengan penampilanmu,”
Glenn menjawabnya dengan pikirannya yang sebenarnya, karena menurutnya alasan yang dibuat tergesa-gesa akan berantakan.
“Ahahaha … Sensei bisa aja … tapi, aku senang sekali. Terima kasih Sensei.”
Rumia merasa wajahnya memerah karena pujian dan tertawa riang.
“Sisti dan Riel sudah pergi duluan ke aula. Mari kira berangkat?”
“Hah? Riel … apa yang dia pikirkan sampai meninggalkan Rumia sendirian?”
Kepala Glenn mulai pusing.
Sebagai penjaga pribadi Rumia yang dibutuhkan untuk membuat persiapan sewaktu-waktu keadaan darurat terjadi, Glenn diberi kepercayaan untuk tugas ini. Singkatnya, Eve terlihat lebih mempercayai Glenn lebih dari yang dia bayangkan dari awal.
Riel harus berpartisipasi di lomba dansa sambil bersiap untuk menerima perintah dari Eve. Kalau sesuatu terjadi, Riel akan mengikuti instruksi Eve yang dikirim lewat perangkat komunikasi sihir. Dengan begitu, Eve punya kendali penuh atas aksi Riel selama operasi ini berlangsung, membuat Riel tidak jauh berbeda dari boneka.
Dengan kata lain, perginya Riel dari sisi Rumia sudah direncakan dari awal oleh Eve, yang mana sudah tidak diragukan lagi memantau seluruh situasi dari sudut yang tidak mencolok di akademi.
“Bukannya ini terlalu longgar? Apa sih yang dia pikirin? Dia paham gak sih prioritas operasi ini?”
Begitulah yang dipikirkan Glenn sekarang.
“Oh ….”
Tapi, untuk hari ini, Glenn hanya bisa patuh dan mengikuti Rumia dengan berpegangan tangan.
“Tapi, ini juga membuatku kaget … aku tahu Rumia memang cantik … tapi aku tidak tahu kalau dia bisa secantik ini ….”
Sambil berjalan menuju aula, Glenn diam-diam melirik sedikit wajah Rumia saat mereka saling berbicara. Terlepas dari pemikirannya, Glenn hanya bisa melihat Rumia sebagai malaikat.
“Hehehe … aku yakin Sensei bakal kaget dengan perubahan Sisti dan Rumia!”
“Ah … benarkah ….”
Glenn bingung mau menjawab apa.
Sejak Glenn tinggal bersama dengan si cantik Celica, dia tidak pernah ada kepikiran bisa terpukau oleh kecantikan yang lain. Tapi, penampilan menawan Rumia membuatnya terkejut.
Meskipun gaun dan perhiasan Rumia jelas berkualitas, tapi itu masih jauh dari kelas atas. Meski begitu, kecantikan Rumia sudah melewati puncak teratas dari yang teratas.
“Aku jadi ingin … melihat Rumia memakai ‘Gaun Peri’ ….”
Glenn tahu sekarang bukan waktunya memikirkan itu, tapi tidak tidak bisa menahan nafsunya.
- Home
- All Mangas
- Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Record
- Chapter 03 - Malam Pesta Dansa (Part 1)