- Home
- All Mangas
- Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Record
- Chapter 02 - Persiapan Pesta Dansa dan Pemikiran Egois. (Part 1)
Garnisun Ketujuh “Lykaian” berada di pedalaman tenggara Catare, satu dari tiga wilayah utama di dalam Kerajaan Alzano. Memberikan kesan dekat ke Kerajaan Rezalia, garnisun juga harus tetap waspada karena binatang iblis masih suka berkeliaran di sekitar perbatasan. Dengan begitu, garnisun juga disebut sebagai kebanggaan Pasukan Khusus Mahkamah Sihir Kerajaan Alzano. Sebutan Resmi dari garnisun elit ini adalah “Resimen Perbatasan Ketujuh”, dibawah komando dari Divisi Militer Kerajaan Timur Centare Ketiga.
Resimen Perbatasan Ketujuh diperkirakan berjumlah lima ratus penyihir veteran yang dipimpin Komandan Ksatria Mihail “Raja Iblis” Judeau. Siang dan malam, mereka bertarung melawan serangan binatang iblis dan latihan yang berat. Hasilnya, Pasukan Perbatasan Ketujuh masuk ke diantara resimen elit Kerajaan Alzano yang biasanya dalam keadaan dama. Namun, ada suatu ketika dimana, resimen itu pada suatu malam “Tidak ada lagi.”
“A-Apa … mustashil?!”
Dengan luka fatal, Mihail tersungkur di tanah sambil melihat apa yang terjadi di depan matanya dengan hina dan horror.
“Satu lagi ~♪ dan satu lagi~♪ dan kirim mereka pulang ~♪ ini asik sekali!”
“Yang benar saja? Menurutku ini membosankan tahu. Kudengar ini salah satu resimen elit Kerajaan … mereka rapuh sekali. Mungkin mereka kurang kalsium waktu makan?”
Mayat di kiri, kanan, depan, dan belakang, ditumpuk menjadi bukit. Itu adalah pemandangan neraka yang nyata dibangun dari mayat-mayat pasukan paling elit seantero Kerajaan, dan ditengah bukit berdiri seorang gadis muda dan laki-laki berotot. Sungguh pemandangan yang mengerikan.
“Sialan! … mana mungkin bisa begini! Mereka semua mati …! Kurang dari sepuluh menit, pasukan Perbatasan Ketujuh-ku … semuanya … mati … ini pasti mimpi buruk …!”
Mihail menyesali pemandangan neraka yang luar biasa itu.
“Ah~ Myaaf … aku sepertinya melakukan hal yang buruk.”
Seseorang dengan tuksedo tiba-tiba muncul di belakang Mihail dengan raut muka memintaa maaf.
“Biar kujelaskan, aku berusaha yang terbaik untuk menghentikan mereka~ Lagian, sudah kubilang ke mereka kita tidak ada urusan untuk menyerang garnisun padahal kami jalan memutarinya … lagi dan lagi!”
“Hah? Ka-kau …?”
“Ah, sebenarnya, kami ada urusan di Fejite dan kami di sini cuman numpang lewat. Soalnya jelas kalau lewat jalan timur gunung lebih pendek. Tapi, karena keingginan merkea, kami telat hampir setengah hari karena pembunuhan sia-sia ini. Haa .. coba pikir gimana caranya aku ngomong nanti sama Zaed? Repot sekali ….”
Ucapan aneh pemuda itu membuat Mihail tidak bisa bekata-kata.
Tanpa mimikirkan Mihail, pemuda itu melanjutkan bicaranya.
“Yang benar saja, Glacia, dia selalu rewel ‘Jalan pegunungan membuat kakiku sakit’ dan kabur … dan Zet, pria berotot itu, terus bergumam sepanjang jalan ‘Aku ingin mencari lawan yang kuat’ terus dia ke sini buat ngetest dirinya. Mengasuh anak-anak ini lumayan bikin stress tahu … aku yakin kau pasti paham rasanya, soalnya kau komandan di sini …”
“….”
“Yang benar saja mereka …?”
”Mereka ke sini cuman buat … jalan-jalan?”
“Pembantaian ini cuman karena mereka jalan-jalan?”
“Untuk alasan konyol seperti ini … mereka membunuh semua Resimen Perbatasan Elit Kerajaan ketujuh?!”
“Hah, terus, kupikir … sepertinya aku juga ragu kalau harus memutarinya ….”
Saat itu, aura di sekitar pemuda itu berubah. Penampilan ekspresi sebelumnya dimana pemuda itu terlihat ceria berubah menjadi bengis dan kejam.
“Apa – ..?!”
Mihail akhirnya sadar.
Secara tidak sengaja, monster raksasa itu berdiri di samping pemuda, berdiri tegak di atas tumpukan mayat.
“Makanlah, budakku.”
Dengan jentikan satu jentikan jari pemuda, monster itu membentangkan sepasang sayap besarnya, menampilkan wajah aneh dari anak laki-laki dan perempuan saat mereka memakan jiwa para prajurit lewat mulut mereka yang terbuka.
“Apa – ..? Ah … aaah!”
Para monster memakan jiwa-jiwa dengan lahap.
Itu adalah pemandangan mengerikan yang membuat siapa saja melihatnya akan mual, terkapar di tanah, Mihail melihat dengan ketakutan dan putus asa, dengan air mata di wajahnya sambil menggigil ketakutan.
“… kualitas jiwanya lumayan. Terima kasih sudah bermurah hati, budakku akan semakin kuat. Memang hebat penyihir elit kerajaan, kau sudah melatih mereka dengan hebat. Sungguh luar biasa! Kerjamu sempurna sekali sebagai petani, atau pekerjaan apapun yang sangat membutuhkan ketekunan.
Si pemuda mengelus punggung Mihail yang gemetaran.
“Yah, tapi … kuharap aku bisa memanjakan budakku sedikit sebelum kami berangkat ke Fejite ….”
“Ti-Tidak … To-Tolong … Kumohon ….”
Monster raksasa mengagkat Mihail ke atas dengan tangan berototnya.
“Ahhhhh!”
Kemudian, diikuti dengan teriakan putus asa terkhiar, Garnisun Lykaian Ketujuh lenyap.
- Home
- All Mangas
- Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Record
- Chapter 02 - Persiapan Pesta Dansa dan Pemikiran Egois. (Part 1)