- Home
- All Mangas
- Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Record
- Chapter 04 - Kegigihan dan Perubahannya (Part 1-2)
Di bawah langit malam berbintang yang runtuh.
Aku mengenang saat aku berlari ke “Koridor bintang-bintang” yang tidak berujung sendirian, pada hari-hari setelah aku mengadopsi Glenn atas kemauanku.
… setelah aku bertahan dari bertarung tanpa henti dan akhirnya sampai pada kelelahan total, diriku yang aneh memutuskan untuk mengadopsi Glenn yang muda lagi tunawisma. Tidak ada alasan yang jelas, murni hanya sebuah keinginan.
Setelah kejadian itu aku membawa Glenn dan diriku, aku sadar akan kelemahanku yang tersembunyi di bawah kekuatan palsu, dan tidak lama lagi berpura-pura untuk menjadi kuat.
Sekarang, aku memutuskan untuk menghargai hadiahku, dan memutuskan untuk hidup bersama dengan yang lainnya.
Apa yang kudapatkan adalah kehangatan, ketenangan, dan hari-hari yang berjalan damai – hari dimana bisa membuatku lupa akan rasa sakit dan kesendirian yang menemaniku.
“Hei, Celica! Eksperimen apa yang kita akan lakukan hari ini?”
“Coba kupikirkan … aku tahu, bagaimana kalau alkimia? Apa kau ingin membuat sebuah kristal berwarna merah bersama?”
“Wah! Itu sepertinya menyenangkan!”
Waktu yang kugunakan bersama Glenn dengan cepat mencairkan hatiku yang sudah beku.
Ini adalah kesenangan terhebat yang pernah kurasakan sejak aku bangun di dunia asing ini. Orang-orang tidak bisa hidup sendirian, logika yang sederhana yang diketahui oleh semua orang membutuhkan waktu empat ratus tahun bagiku untuk menyadarinya.
Tapi, itu saat ini, aku menderita “Penyakit” tertentu ….
◇ ◇ ◇
“Cih …? Jadi ini ruangan yang terlihat normal dan terkenal dari ‘Observatorium Taum’ ? “
Di hari keenam dan mungkin hari terakhir ekspedisi, tim akhirnya sampai di tempat terdalam, ruang planetarium.
Di tengah-tengah ruang berbentuk hesmisperis yang dipoles dengan indah diletakan sebuah perangkat sihir yang besar dan misterius, dengan sebuah tablet hitam besar di dekatnya.
Perangkat sihir itu mengambil bentuk yang sama dari skala yang sama. Di tengahnya, orang bisa melihat gigi gir yang rumit dan semua mekanisme datang bersama ke dalam inti berbentuk kotak yang tebal. Dua objek berbaring di ujung “Lengan” masing-masing menjadi sebuah bentuk potongan kristal dalam bentuk icosahedron dengan 12 ujungnya terkelupas – sebuah tipe dari tricontadihedron.
TL note: Dalam geometri, Icosahedron adalah polyhedron reguler dengan 20 wajah segitiga sama sisi identik, 30 tepi dan 12 simpul.
Alat sihir ini sebenarnya adalah bagian fungsional dari planetarium raksasa, sebuah peninggalan yang dibangun menggunakan sihir kuno sejak zaman dahulu. Sebelumnya, penelitian bilang kalau itu menggunakan sihir cahaya untuk menciptakan sebuah proyeksi dari langit malam ke dalam ruangan hesmisperis.
Melebihi hipotesis yang dikumpulkan dari berbagai tablet, tidak ada yang diketahui lebih lanjut mengenai objek itu. Analasis lebih lanjut dicegah oleh kehadiran Lapisan Etherio, yang mana membongkar atau bahkan menghilangkan bagian dari alat itu mustahil.
Apa maksud dari perangkat ini? Untuk alasan apa perangkat ini dibuat? Karena semua dari pertanyaan yang tidak terjawab ini, perangkat itu diketahui sebagai sebuah misteri.
“Aku tidak pernah melihat secara langsung sebelumnya. Tapi dari apa yang kudengar, planetarium ini cukup mengesankan! Glenn, apa kau dengar?”
“Ah … benar. Begitu ya …?”
Celica kembali ke dirinya yang biasa. Pemandangan dirinya yang lemah kemarin di kolam air panas terasa lebih dan lebih seperti sebuah mimpi. Glenn jelas tidak ingin membicarakan masalah itu dengan Celica, dan berusaha sebaiknya untuk menekan ingatan dirinya.
“Atau mungkin, aku sangat ingin untuk melupakan semua hal terjadi kemarin.”
“Umm, Sensei? Sejak kita berusaha mencari jalan keluar ‘Observatorium Taum’, kita seharusnya menggunakan planetarium ini untuk melihat sebentar sebuah bintang, apa sensei sependapat?”
Sistine mendorong Glenn seja mereka menginjakkan kaki di planetarium.
“Huh? Bintang? Apa kau serius ….?”
Tiba-tiba teringat apa yang terjadi kemarin malam, Glenn secara reflek terlihat menciut sedikit. Tapi Sistine terlihat tidak mempermasalahkannya, dan sekali lagi mencoba untuk sebuah peluang.
“Kumohon, Sensei. Aku ingin melihat cara kerja planetarium tidak peduli apa yang akan terjadi!”
“Ummm … A-Akan kupikirkan tentang itu ….”
“Biarkan dia melihatnya. Lagian, perangkat itu salah satu dari objek yang terkenal di observatorium ini.”
Celica menyuarakan dukungannya untuk Sistine.
“Tapi … dari pada mengutak-atik alat-alat planetarium yang tidak berguna, aku lebih tertarik dengan meringkas penemuan kita dan memikirkan sebuah tesis yang bagus untuk ditulis.”
“Tenang saja masalah itu akan aku bantu nanti, jadi ayo kita pergi dan nikamti pertunjukan planetarium.”
“Haa … mau gimana lagi, kalau kau sudah janji kayak gitu ….”
Glenn dengan enggan mengikuti prosedur tesis sebelumnya dalam mengaktifkan perangkat – pertama menekan beberapa tablet hitam di beberapa tempat, kemudian memasukan perintah-perintah.
“Hmm, mungkin seperti ini ya? Ugh, tulisan kuno, menyebalkan ….”
Sihir yang digunakan oleh orang kuno, juga dikenal sebagai sebuah sihir kuno. Orang modern akan bisa paham teori dan pembangunan sihir kuno. Tidak peduli berapa kali mereka menginvestigasi, mereka tidak bisa menggunakan sihir modern sebagai dasar untuk memahami sihir kuno. Tapi, meski mereka setidaknya bisa menggunakan sihir modern untuk mengoperasikan perangkat yang sudah ada.
“Mungkin, ini seharusnya bisa.”
Semuanya menahan nafas saat Glenn memencet berbagai macam huruf bercaya di layar tablet hitam. Tiba-tiba, ruangan diselimuti kegelapan, dan diikuti oleh sebuah perubahan ke dunia mereka.
“..?!”
Nebula, komet, bintang-bintang semua muncul saat mereka mendangakkan kepala ke arah pemandangan di atas mereka. bintang-bintang yang berkelap-kelip menyambut mereka di lingkungan ruang mimpi, seperti sebuah mangkuk berisi abu perak yang tersebar di atas kegelapan, membuat takjut atas pemandangan yang luar biasa. Itu sulit untuk bagi mereka untuk percaya selama mereka masih terbatas di dalam ruangan. Apa itu hanya sebuah trik yang menampilkan gambar di atas permukaan? Tidak … saat ini, mereka semua merasa seperti sedang berdiri di tengah-tangah ruang angkasa yang tidak terkira.
“Pe-Peradaban kuno cukup aneh. Meski mereka peradaban dengan sihir tingkat tinggi, mereka mau saja membuang-buang sumber daya untuk sesuatu yang tidak penting … apa yang mereka pikirkan – …?”
Saat Glenn tercengang pada pemandangan bintang-bintang, mulut sampahnya yang biasa tidak memuntahkan kata yang merendahkan.
“Siapa tahu? Kemajuan dan penerapan teknologi itu berbeda. Mungkin ini cocok untuk acara beberapa upacara religius, atau mungkin ini hanya untuk hiburan saja, kita tidak akan pernah tahu ….”
Setelah itu, Celica mengambil ahli perangkat itu dari Glenn yang terpukau.
Saat perangkat itu berhenti, ruangan dengan cepat kembali ke penampilan aslinya.
“Oke, ayo kita lanjutkan investigasinya. Jangan khawatir, saat kita selesai nanti, kalian bebas untuk melihat planetarium selama yang kalian mau.”
Celica menyemangati para murid yang sudah malas bekerja.
Lalu, sama seperti hari-hari biasanya, mereka mulai untuk mencatat dan menterjemahkan gambar-gambar dan sketsa-sketsa di atas lantai, untuk mencari pintu rahasia dan lorong-lorong, dan memeriksa tempat untuk bukti sihir yang tidak biasa. Tindakan yang sama sudah mereka lakukan untuk sisa ekspedisi.
Namun, semua orang mengerti bahwa pekerjaan akan lebih atau kurang dilakukan pada akhir hari, dan seperti itu, meski mereka semua sedang menyebar ke segala penjuru ruangan, semua mengerjakan tugas masing-masing dengan tekun.
“Mm. mungkin, aku tidak yakin akan menemukan sesuatu yang aneh ….”
Glenn tersenyum masam saat tangannya sedang meraba ukiran di atas tanah. Tapi lalu ….
“Profesor Arfonia!”
Sistine berlari menuju ke arah Celica.
“Hmm? Ada apa Sistine? Apa aku memanggilku?”
“Umm … aku ingin meminta bantuan anda.”
Sistine entah bagaimana terlihat gugup saat dia bertanya,
“Tolong, Profesor. Bisakah anda menganalisis perangkat planetarium?”
- Home
- All Mangas
- Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Record
- Chapter 04 - Kegigihan dan Perubahannya (Part 1-2)