- Home
- All Mangas
- Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Record
- Chapter 03 - Kenangan bintang-bintang (Part 4)
Saat mereka berbicara, mereka melewati beberapa terowongan lagi, berbelok beberapa tikungan, menghabisi beberapa kelompok kecil roh jahat, dan akhirnya sampai di tujuan mereka.
“Akhirnya. Jadi ini ruangan ritual pertama.”
Ujung dari terowongan ini adalah pintu gothic yang membuka ruangan.
TL note: Menawarkan soliditas, kekuatan, dan rasa tradisi, pintu bergaya gothic telah populer di Amerika Utara sejak pertengahan 1800-an untuk universitas, gereja, dan rumah mewah.
Glenn menyiapkan pistolnya, dan berbalik ke murid-muridnya. Pistol itu sekarang terisi penuh dengan peluru yang sudah dimantra, dan itu seharusnya efektif meski bertarung melawan roh jahat.
“Umm, karena kupikir nanti tidak akan banyak bahaya di depan, untuk keamanan, aku akan jalan duluan. Semuanya, tunggu di sini sampai aku beri aba-aba.”
“Hmph! Untuk berani menghadapi bahaya demi murid-muridmu, kau keren juga, Glenn~?”
Celica tertawa nakal, dan mengusili Glenn.
“Kalau aku seenggaknya tidak melakukan ini, maka aku yang akan benar-benar menjadi beban di ekspedisi ini.”
“Apa kau tidak apa-apa pergi sendirian? Kalau takut, aku akan pergi denganmu.”
“Tidak perlu! Aku bukan anak kecil lagi!”
“Ah, sensei, hati-hati ya.”
Setelah mengangguk dengan kuat ke Rumia yang khawatir, Glenn berjalan ke depan.
Saat memasuki ke dalam pintu gothic, Glenn di sambut dengan ruangan hesmisperis yang besar. Lantai, dinding, dan langit-langit semuanya di poles, ingatan instan tentang bagaimana seluruh struktur diukir dari satu batu. Terukir di permukaan di mana lukisan misterius itu mirip dengan grafik bintang yang digunakan oleh para peramal. Orang bisa melihat bentuk garis batas ekliptika orbit bulan, matahari dan bulan, sama juga dengan planet-planet dan bitang-bintang. Seluruh ruangan memberikan gambaran replika mini dari alam semesta.
Di tengah ruangan ada altar yang tertumpuk dari batu persegi panjang yang tidak terhitung jumlahnya. Wujud patung terlihat seperti sepasang malaikat terikat satu sama lain, keberadaan yang disebut sebagai ….
“Kembaran Langit, Taum.”
Ini adalah jenis agama astronomi, yang mempraktikan penyembahan astral, sesuatu yang umum diantara golongan-golongan agama kuno.
Berdasarkan penelitian Glenn sebelumnya, peradaban kuno, atau lebih tepatnya, orang-orang kuno percaya kalau langit punya kekuasaan sendiri, dan terpesona dengannya, mendewakannya, dan menyembahnya. Dari semua ini, ada sebuah keakuratan dan mudah memahami grafik bintang yang sangat teliti, bahkan orang awam bisa memahaminya. Di tengah sini, “Kembaran Langit” adalah dewa yang perkasa bagi agama astronomi kuno, dewi-dewi yang menunjukan “Surga-surga.”
“Tapi tetap saja, kenapa mereka menyembah sesuatu seperti langit yang bodoh? Tidak ada yang tahu jalan pikiran orang-orang kuno.”
Meski Glenn mengucapkan kata-kata kasar, namun dia heran oleh sebuah tekanan misterius di ruangan ritual.
Tiba-tiba, Glenn merasakan sensasi aneh. Seperti dinginnya pisau berjalan di punggung saat hatinya terasa sesak. Pandangannya berkurang dan telinganya menjadi tuli.
“A-Apa?”
Saat pertama Glenn memasuki ruangan ritual, “itu” tidak ada di sana, lebih tepatnya, itu seharusnya tidak ada di sana. Itu adalah keberadaan nyata yang seharusnya diabaikan. Seorang gadis kecil tanpa disadari turun di depan patung malaikat kembar. duduk di sana, seperti sedang menunggu seseorang.
Rambutnya yang berwarna putih pucat, dan matanya bersinar seperti karang merah dengan rona gelap, dan berpakaian gaun dengan kerudung tipis. Di belakangnya ada sesuatu yang berbentuk melengkuk, seperti bentuk sepasang sayap. Dan itu terlihat seperti campuran mata dan belut yang berantakan, pemandangan yang jelas membuat Glenn terganggu.
Belum lagi wajah gadis ini sama seperti manusia dan sangat cantik, dimana saat disejajarkan dengan sayap yang berantakan, hanya memberikan kesan jijik dan geli. Saat kesan dari gadis abnormal itu masuk ke dalam mata Glenn, dia merasakan jiwanya di serang, membangkitkan jiwa menjadi gila.
Di bawah cahaya yang muncul dari ujung jari Glenn, gadis itu perlahan melayang ke udara.
“Lama tidak berjumpa, Glenn.”
Gadis itu berbicara saat menatap Glenn.
Suaranya tajam seperti suara burung bangkai, langsung bergema di dalam fisik Glenn – sebuah suara yang dimakan oleh jiwa Glenn. tidak, itu bukan sebuah suara yang “Normal” ditransmisikan lewat udara, dan membawa sensasi seperti ulat bergeliat di dalam telinga.
“… saat ini, itu artinya kita sudah pernah bertemu, ‘kan?”
Ujung mulutnya dengan halus melengkung, menunjukan bulan sabit merah di dalam kegelapan. Penampakan serang, keberadaan abnormal yang jelas, menimbulkan rasa takut yang mendalam pada Glenn.
“… si-sialan … sial … sialan!”
Sebelum datang si gadis, jantung Glenn berdetak tidak karuan.
“Cih!”
Memaksa tubuhnya bergerak, Glenn menembaknya, di waktu yang bersamaan, dia menembakan pistolnya dengan kecepatan reflek kilatnya, dan membidik ke arah si gadis …
“?!”
Tapi dia sudah tidak ada di sana.
Apa yang barusan terjadi … hilang, sama seperti tiba-tiba bangun tidur dari mimpi buruk.
“Ba … ba … ba-bagaimana bisa …?”
Beberapa saat kemudian, Glenn terengah-engah saat dia sedang berdiri di tempat.
“Hey! Glenn, kau di sana? Apa ada yang terjadi?”
Tidak lama, Celica datang dengan ekspresi santai.
“Ce-Celica ….”
“Hmm? Ada apa? Kau kelihatan pucat~”
“Ti-Tidak, itu ….”
Supaya tidak membuat murid-muridnya khawatir, Glenn dengan diam-diam berbisik pada Celica.
“Ada gadis misterius?”
Dengan alis yang mengekerut, Celica melihat Glenn seperti dia sedang melihat orang bodoh,
“Apa kau yakin, kau tidak kecapean ‘kan? Atau mungkin stress? Dari nafas terengah-engahmu, apa maksudmu itu ‘kan?
“Bodoh-! Mana mungkin!”
“Haa … itu akan menjadi kacau kalau kau tiba-tiba menyimpang dan mulai menyasar ke murid cewek. Mau bagaimana lagi, apa kau ingin aku memuaskanmu malam nanti?”
“Meski itu bercanda itu udah kelewatan tau!”
Celica tiba-tiba berkedip-kedip, lalu Glenn membalasnya dengan nada marah. Dia selalu usil terhadap Glenn seperti saat-saat ini, tapi sekarang bukan waktunya.
“Serius! Aku tidak stress- … aku tadi melihat seorang gadis!”
“Kau tahu, meski aku tidak tahu masalah ini, tapi aku selalu memperhatikan, untuk mencegah bahaya apapun yang datang dan mengancam para murid yang berharga. Sekarang saja, pelindungnya masih aktif.”
“Huh? Benarkah? Apa itu artinya ….”
“Benar, ruangan ini kosong. Tidak ada tanda roh jahat … meski tikus atau serangga tidak akan lolos dari pantauanku. Lagi, tidak mungkin ada ada orang lain di sini.”
Celica menepuk-nepuk dadanya dengan rasa bangga, dan jelas tanpa kepastian yang jelas. Pada akhirnya, Glenn tahu betul kehebatan sihirnya, jadi apa yang tadi dia lihat mungkin ….
“Halusinasi? Aku hanya merasakannya saja … suara itu? Tapi ‘kan ….”
Saat Glenn mengingat kembali pertemuannya, dia merasa pemandangan itu bisa dibandingkan dengan mimpi siang bolong. Ingatan dan perasaannya yang terjadi barusan menjadi semakin buram saat dia mencoba mengingatnya.
“Sensei! Apa yang terjadi?!”
“Apa ada musuh?!”
Dalam formasi biasa, Sistine, Rumia, dan Riel berlari ke arah sisi samping Glenn.
“Sensei, ada apa? Apa ada sesuatu di wajahku?”
Ditatap oleh Glenn, Rumia dengan rasa penasaran memiringkan kepalanya.
“Ti-Tidak, tidak ada apa-apa. Tidak usah dipikirkan.”
“Pasti itu cuman pikiranku saja ….”
Glenn bergumam setelah melihat wajah Rumia,
“Lagian ….”
“Baik, semuanya!”
Glenn kembali sadar, dan menepuk tangannya beberapa kali, dan memanggil para murid yang masih menunggu di depan pintu,
“Ayo kita mulai investigasi ruangan ini! Riel, kau berjaga di pintu masuk, Rumia dan Sistine akan mencatat sketsa yang ada di permukaan, dan Wendy akan membatu proses penerjemahan dari tablet-tablet, selamat bekerja. Sekedar mengingatkan untuk kalian agar hati-hati dengan segala jebakan atau reaksi sihir yang tidak normal. Pekerjaan ini cukup lama, jadi bekerjalah dengan teliti.”
Meski kalau medan pelacak Celica tidak ada respon, itu sudah hampir sebuah halusinasi atau mimpi.
“Mungkin aku cuman kecapean ….”
Dari banyaknya hal yang terjadi di hari pertama dari investigasi mereka, Glenn tidak bisa berbuat banyak tapi khawatir dengan kemungkinan yang akan terjadi.
“Haa ….”
Glenn dengan pelan mengeluarkan nafas berat.
- Home
- All Mangas
- Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Record
- Chapter 03 - Kenangan bintang-bintang (Part 4)