- Home
- All Mangas
- Is It Though Being a Friend?
- Chapter 02 - Kedatangan Seorang Heroine Baru (part 3)
Beberapa hari berlalu. Ada satu hal yang terlintas ke dalam pikiranku.
Untuk beberapa alasan – Ryuuga jadi bersikap dingin kepadaku.
Sebelumnya sikap dia tidak seperti ini. Bahkan, dia juga tidak mau menatap mataku sewaktu kami sedang mengobrol, saat jam istirahat dia malah hilang entah kemana, dan juga waktu kami pulang bareng semakin menipis. Saat aku ingin memberikannya soal ukuran pakaian para gadis, dia menolaknya dengan mengatakan “Sudah cukup.”
“Ryuuga, ada apa ini? Kenapa kau menghindariku?”
… jangan bilang dia sudah memilih sang heroine? Apa dia berpacaran dengannya juga?
Enggak, itu sih tidak masalah.
Berarti, hal yang harus kukhawatirkan sekarang ialah adanya kemungkinan muncul seorang “Karakter teman” lain.
Kalau benar, maka hidup dan matiku akan dipertaruhkan. Kalau si “Dia” ini lebih menarik, lebih bijak, lalu caranya mencari informasi tentang ukuran Dada-Pinggang-Panggul para gadis lebih to the point … bahkan sampai warna kancut mereka dia cari juga … membayangkannya saja bikin takut. Kakiku jadi gemetaran ini.
“Hal begituan enggak mungkin terjadi! Masa iya nanti jadi ada dua orang mesum?”
Saat aku menanyakannya langsung ke Ryuuga, dia menjawabnya dengan “Tidak ada orang yang lebih akrab denganku selain dirimu, Ichirou.” Whoh, itu membuatku lega … tidak akan ada orang mesum yang muncul nanti.
Dengan begini, hanya tinggal satu penyebabnya.
Dan sepertinya, hal ini masih ada hubungannya dengan perkataan Ryuuga saat dia bilang “Masih ada hal yang aku sembunyikan darimu, Ichirou.”
Kalau memang itu alasannya, ya … aku bisa apa? Bisa buruk jadinya kalau kuselidiki hal ini secara paksa.
Kemungkinan, Ryuuga juga menyembunyikan hal ini kepada para heroine. Dan juga, bisa jadi masalah besar nantinya kalau aku tahu hal ini duluan sebelum mereka.
Meskipun aku ini sangat akrab dengan Ryuuga, aku juga harus sadar diri kalau aku ini hanya seorang karakter sampingan.
“Ya walau begitu, sepi juga rasanya kalau tidak ada Ryuuga ….”
Hari ini … jam pelajaran kedua saja masih belum usai, tapi Ryuuga sudah hilang entah ke mana. Dia meninggalkan tasnya di kelas, namun tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan kembali.
Elmira masih di dalam kelas. Dan sepertinya, Yukimiya ataupun Aogasaki juga tidak menemaninya.
Kalau begitu, mungkin ini adalah suatu episode di mana Ryuuga pergi seorang diri. Sepertinya dia sedang ingin menemui seseorang.
“Apa mungkin … sosok heroine baru telah muncul?”
Mungkin saja. Bosan juga rasanya kalau di setiap pertarungan orangnya cuma itu-itu saja, jadi dia muncul untuk menyegarkan suasana.
Di saat seperti ini, rasanya tidak aneh kalau ada petarung lain yang ikut bergabung ke dalam pertarungan. Dan biasanya, dia nanti akan diberikan perlakuan khusus pada saat awal kemunculannya. Bisa dibilang, perhatian lebih di debut pertamanya.
Dia bisa jadi bagian penting dalam pertarungan dan dia juga akan selalu menempel dengan si protagonis selama keadaannya masih damai. Tergantung apa yang akan terjadi nanti, mungkin saja dia bisa menjadi heroine yang akan memenangkan hatinya suatu saat nanti.
Setiap karakter baru memiliki keuntungannya masing-masing. Mereka bisa memberikan dampak yang drastis. Bahkan seorang heroine dapat diungguli oleh heroine yang baru saja membuat debut mereka ….
Hey, Elmira. Sekarang bukan saatnya untuk tidur. Posisimu, atur posisimu seperti Yukimiya dan Aogasaki, sudah saatnya untuk berhadapan dengan krisis besar.
“Ada miko, pendekar pedang, vampir, apa lagi? Untuk menyeimbangkan party ini yang beranggotakan empat orang ini … seorang junior?”
TL Note: Miko adalah gadis kuil di agama Shinto di jepang.
Sebagai temannya protagonis, aku harus memprediksi setiap kemungkinan dan membuat persiapan yang tepat. Bagaimanapun juga, semenjak aku mengetahui kebenaran Ryuuga dan yang lainnya … kemungkinan aku akan terlibat dengan si heroine baru ini cukup tinggi.
Jadi … aku memutuskan untuk membolos sebelum jam pelajaran ketiga dimulai, pergi ke suatu tempat yang nyaman, lalu memikirkan tindakan selanjutnya. Lagipula, tidak ada pentingnya aku berada di kelas kalau Ryuuga juga tidak ada di sana.
Hal ini lebih penting daripada mata pelajaran di kelas.
Dengan begitu, kuputuskan untuk berpura-pura sakit dan pergi menuju UKS.
Di sana cukup sunyi, jadi aku bisa berbaring sambil berpikir. Sebelumnya, aku pernah beberapa kali ke sana dan perawat di sana juga tidak pernah ada. Jadi itu tempat yang pas untuk membolos.
“Saat istirahat makan siang nanti, aku akan kembali ke kelas. Mungkin saja Ryuuga sudah ada di sana.”
Aku bergegas menuju UKS, dan tentu saja, sang perawat tidak ada di sana. Wali kelasku, Minegishi, harus mencontoh perawat yang satu ini.
… semuanya telah berjalan dengan mulus, namun masalah lain muncul.
Di UKS ada 2 tempat tidur. Dan salah satunya sedang dipakai seseorang.
“Sial, apa dia juga berpikiran sama denganku?”
Karena ada tirai yang menutupinya, aku tidak tahu siapa di balik tirai tersebut.
Dan juga aku bisa mendengar suara orang tidur di sana, dia mungkin sedang tertidur sekarang. Mungkin dia ini benar-benar sakit.
“Bisa gawat kalau aku membangunkannya, aku tidak boleh berisik.”
Aku mendekati tempat tidur lain setenang mungkin, kulepas sepatuku, dan berbaring ke atas kasur.
Jarakku dengan orang di sebelahku sekitar kurang dari 1 m. Aku harus berhati-hati agar tidak membuat banyak suara. Paling-paling, nanti juga aku hanya akan memikirkan “Langkah serta tindakan yang tepat untuk menghadapi si heroine baru ini,” jadi tidak masalah.
“Meskipun aku coba untuk memikirkannya, paling aku cuma bisa khawatir dan tidak dapat berbuat apa-apa ….”
“Sepertinya, Ryuuga sedang berlatih untuk mengontrol si ‘Raja Naga’”.
Di saat aku memikirkan hal-hal tersebut, aku mendengar suara dari arah lapangan.
Pasti itu teman-teman sekelasku, tapi memangnya hari ada pelajaran olahraga? Aku lupa bawa baju olahraga, sepertinya dengan aku membolos juga ada manfaatnya.
“Kalau dipikir lagi, bukannya Ryuuga juga tidak pernah ikut pelajaran olahraga, kenapa ya … oh iya, aku harus menutup gorden jendelanya.”
Aku pun bangun dari tempat tidur.
… kemudian, aku menyadari ada sedikit celah di antara tirai yang menutupi tempat tidur sebelah.
“!”
Uugh … sekilas aku bisa melihat sepasang payudara.
Terlihat mulus, dan kenyal, mereka terpasang dengan sangat sempurna.
Entah kenapa, sepertinya bagian tengah ke atas kancing baju gadis ini terbuka, terlihat seperti punya Aogasaki tempo hari. Karena ukuran blus dia cukup besar, belahan dadanya juga kelihatan. Terlihat dari warna kulitnya, sepertinya dia adalah anggota dari salah satu klub olahraga yang ada di sekolah.
“WOW ….”
Sepertinya dia melepas branya, pemandangan ini sangatlah jarang. Akan tetapi, celah yang terbuka dari tirai itu hanya beberapa senti saja, jadi mau bagaimanapun caranya, aku tetap tak bisa melihat wajahnya.
“Aku tidak bisa melihatnya … akan sangat luar biasa jadinya kalau pemilik payudara ini memiliki wajah yang merona.”
Kemudian aku menyadari kalau aku sekarang sedang berlutut di atas kasur.
Daripada berpikir kalau aku seharusnya tidak boleh melihat hal-hal seperti ini. Aku malah mencari cara agar dapat mengintip dengan posisi yang pas.
Sebenarnya, aku tidak terlalu menyukai “wanita”. Akan tetapi, aku sangat menyukai “tubuh” mereka. Memang begitulah diriku sebagai anak SMA yang masih dalam masa pubertas. Ada masalah?
Untuk sesaat, aku memperhatikan belahan dadanya dengan seksama, dan dia mengeluarkan suara rintihan.
“Uu – un”
Itu terlihat sedikit erotis … jantungku perlahan mulai berdetak dengan cepat, dan terus meningkat.
Sepertinya bukan hanya seorang protagonis saja yang bisa mendapatkan kenikmatan seperti ini.
… kalau ada Ryuuga di sini, aku tidak boleh menikmati pemandangan ini.
Aku akan memberikan kursiku untuk Ryuuga sambil berkata “Lihat itu. Ada tetek,” kemudian kubiarkan dia menikmatinya seorang diri.
Akan tetapi – sekarang ini aku sedang sendirian.
Bila ada tempat dimana tidak ada Ryuuga di dalamnya, maka tempat itu tidak termasuk ke dalam latar cerita. Berarti, gadis ini juga bukan seorang heroine.
Kalau begitu, boleh-boleh saja ‘kan kalau aku mengintip dia? Boleh ‘kan kalau aku menikmati tubuh dari gadis ini?!
“Berapa ya ukurannya? Sekitaran E cup? Apa F cup? Oh Gusti … aku tidak akan pernah melupakan kejadian ini.”
Aku sangat bersyukur.
Tiba-tiba, gadis ini sedikit berputar. Lalu, suara nafas halus yang keluar dari mulutnya tadi telah berhenti. Setelah itu, dia telihat seperti sedang mengucek matanya. Nampaknya dia sudah bangun.
Padahal aku ingin terus menikmati pemandangan ini, namun sepertinya takdir berkata lain. Pada awalnya, aku juga tidak ada niatan untuk memelototi payudara gadis ini.
Sebelum dia bangun sepenuhnya, aku menutup tirai tempat tidurku.
Setelah kututup tiraiku, dia perlahan bangun. Tidak disangka-sangka, aku dapat melihat wajahnya lewat celah dari tiraiku ini.
Akhirnya, tuhan memberikanku kesempatan untukku agar dapat melihat rupa wajah gadis ini. Terima kasih! Aku akan bertobat setelah ini!
“Ooh, sangat cantik dan dia ….”
Saat itu juga pikiranku terdiam.
Ketika kulihat wajahnya, otakku seketika berhenti bekerja.
“… lho, hah?”
Seorang gadis yang memiliki bentuk hidung yang bagus, bulu mata yang panjang, dan rambut yang terurai. Namun, malah seragam laki-laki yang dia pakai. Aku pikir dia memakai blus, tapi setelah kuperhatikan lagi, itu kemeja berkerah.
Dia memang memiliki wajah yang cantik. Di lain sisi, dia tidak memberikan kesan selayaknya seorang gadis. Matanya terlihat seperti memiliki kekuatan yang hebat. Dan arah tatapan dia benar-benar tegak lurus ke depan.
Aku kenal orang ini.
Atau lebih tepatnya, aku hampir selalu bersamanya setiap hari. Bahkan aku pernah mengajaknya main ke rumahku.
“Tidak mungkin.”
Itu – Ryuuga.
Sobat karibku. Si protagonis dalam cerita ini. Pria yang diam-diam bertarung melawan segala fenomena aneh yang telah terjadi, orang yang di punggungnya bersemayam roh “Raja Naga” … dialah Hinomori Ryuuga.
“HUAAA … hmm? Sudah jam segini?”
Sewaktu aku sedang diam membeku, Ryuuga menguap sambil mengatakan hal tersebut. Dia benar-benar memiliki belahan di dadanya. Terdapat sebuah jurang yang seharusnya tidak ada di sana.
Oh, ya Gusti. Apa-apaan ini? Maksudmu apa? Kenapa kau buat Ryuuga jadi seperti ini?
“… huh, Ichirou?”
Saat aku berbalik menghadap patung Jizo, Ryuuga menyadari keberadaanku. Kemudian dia duduk ke pinggiran kasur lalu menghadap ke arahku sambil tersenyum.
TL Note: Patung Jizo adalah patung yang digunakan untuk melindungi roh anak-anak yang telah meninggal.
“Sekarang apa, kau pergi ke UKS untuk membolos? Itu tidak baik, kau tahu itu ‘kan? Apa mungkin, kau sedang menyusun data-data para gad ….”
Ya, nampaknya Ryuuga telah menyadari kalau dadanya itu kelihatan.
“!”
Ryuuga langsung menegok ke arah dada E cup-nya (menurut pendapatku) dan untuk sesaat dia terdiam. Di saat itu juga, wajahnya jadi memucat.
“ ….”
Ryuuga lalu menatapku. Kemudian melihat dadanya, lalu kembali menatapku.
Sementara itu, aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku bahkan sampai lupa untuk bernafas.
Suara dari jam dinding jadi terdengar lebih keras dari biasanya … kemudian, Ryuuga menarik nafas panjang.
“KYAAAAAAA!”
“?!”
Tepat setelah dia menarik nafas yang panjang tadi, Ryuuga membuat jeritan yang amat keras. Baru pertama kali aku mendengar suara jeritan yang sangat melengking seperti ini, dan suara ini tak pernah kudengar di saat Ryuuga sedang bertarung.
“Jangan lihat! Tutup matamu! Jangan lihat ke sini!”
“?!“
Ryuuga mulai panik. Dan aku juga jadi ikutan panik.
Aku tidak bisa mengerti apa yang sedang terjadi, dan bagaimana hal ini dapat terjadi.
“?!”
“Tetekku rata! Aku tidak punya TETEK!”
Ryuuga mencoba untuk mengancing bajunya dengan cepat, namun tangannya sangat gemetar sampai-sampai tak ada satu pun kancing yang berhasil dia kancingi.
“Tetekku tidak besar! Aku ini pria! Pria dari segala pria! Lelaki jantan!”
Meski kau berkata seperti itu, benda itu masih menempel di tubuhmu lho. Dan bahkan ukurannya lebih besar daripada milik Yukimiya.
“Kumohon, hentikan! Jangan lihat ke sini!”
Apa dia barusan bilang “Kumohon.” kepadaku?
TL Correction: Di sini, Ryuuga mengatakannya sambil merengek.
“Ichrou, kau bodoh!”
Kemudian Ryuuga melempar bantal lurus ke arah wajahku.
Akan tetapi, aku tidak bergerak sama sekali. Aku bahkan tidak sanggup berkedip, aku tetap diam menatapnya seakan-akan nyawaku sedang disedot keluar.
Lebih tepatnya, aku menatap dadanya, benda itu terus bergoyang dengan penuh gairah.
- Home
- All Mangas
- Is It Though Being a Friend?
- Chapter 02 - Kedatangan Seorang Heroine Baru (part 3)