Sebuah tempat lilin besar ditancapkan di tanah – itu adalah keadaan dunia.
Orang-orang mengangkat kepala mereka untuk menatap ke arah langit hampa. Benda-benda langit yang mempesona seperti bintang-bintang, bulan dan matahari hanya ada di dalam teks-teks kuno yang sudah dilupakan. Ada banyak pelajar yang berpikir kalau itu hanya karangan dari para penyair, karena di hari ini, pemandangan langit biru yang tergantung di atas kepala orang – itu sedikit sulit dipercaya.
Di dunia ini, dari langit sampai bumi, bahkan sampai ujung bumi, semua tertutupi oleh kegelapan. Kegelapan yang tidak berwarna telah membuat orang tidak bisa memastikan seperti apa lingkungan di bumi ini, dan daerah dari tanah yang luas itu jauh dari imajinasi … dan hanya ada satu ujung yang terletak di semua kegelapan ini, dimana sekumpulan wadah kaca dan tingginya sekitar seratus sampai ribuan meter tingginya, sembari memancarkan cahaya yang cemerlang.
Itu adalah kota kemanusiaan terkahir – lentera dunia, Flandor.
Lentera itu memiliki diameter 5 kilometer, wadah kaca besarnya disebut “Canvell”, di setiap wadahnya ada jalan, seperti ingin mengelilingi “Distrik Raja Suci” tempat tinggal para warga bangsawan, 24 jalur canvell dibuat dari baja, meski itu hanya bisa dijelaskan sebagai lampu gantung. Meski begitu ada sebuah perbedaan besar.
Di antara jenis-jenis perbedaan dari canvell, ada beberapa jembatan baja yang sudah dibangun, dan di atasnya ada transportasi untuk orang-orang. Saat ini, ada kereta yang melewati terowongan luar Distrik Raja Suci, diringi dengan ratusan meter dari rel kereta api yang ditinggikan di canvell lainnya.
Di kereta itu, di dalam gerbong paling belakang, ada seorang pemuda melihat ke luar, ekspresi seriusnya menunjukan saat dia sedang mengitung canvell, di waktu yang sama, saat pemikiran yang biasa muncul.
Kekuatan macam apa yang bisa membuat konstruksi tidak masuk akal seperti ini? Banyak orang ragu-ragu untuk memikirkan hal seperti ini.
– itulah apa yang dipikirkan si pemuda itu.